KAI Berjibaku dan Berpacu dengan Cuaca di Jalur Rel Sumatera, Atasi Bantalan yang Dilanda Banjir

Berjibaku
Para petugas PT KAI sedang memperbaiki rel kereta yang terdampak banjir di Sumatera. (Foto: Dok.PT KAI)

TURISIAN.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah berjibaku dengan cuaca ekstrem yang melanda Sumatera Barat, Sumatera Utara, hingga Aceh.

Banjir serta gerusan air yang menggerogoti bantalan rel memaksa perusahaan pelat merah itu menata ulang operasionalnya dalam beberapa hari terakhir. Prinsipnya satu, keselamatan tak bisa ditawar.

Vice President Corporate Communication KAI, Anne Purba, menegaskan bahwa setiap keputusan operasional diambil dengan menjadikan keselamatan sebagai kompas utama.

Begitu ada indikasi gangguan—entah banjir, gogosan, atau pergerakan tanah—KAI langsung menahan laju operasional.

“Perjalanan hanya kembali dibuka setelah semua aspek jalur memenuhi standar keselamatan,” ujar Anne.

Di Divre II Sumatera Barat, kabar baik datang lebih cepat. Lintas Duku–Bandara Internasional Minangkabau (BIM) kembali berdenyut setelah pada 28 November 2025 dini hari dinyatakan aman dilalui.

Pemeriksaan terhadap balas, bantalan, kontur tanah, hingga drainase berlangsung berlapis sebelum kereta pertama, Minangkabau Ekspres, kembali mengaspal.

Meski begitu, petugas tetap berjibaku untuk bersiaga memantau potensi gangguan lanjutan di sepanjang lintasan.

Kewaspadaan diperluas ke lintas lain. Pembersihan material banjir, penataan aliran air, dan pemeriksaan kontur tanah dilakukan untuk memastikan jaringan rel Sumbar kembali bekerja tanpa tersendat.

Situasi berbeda terjadi di Divre I Sumatera Utara. Pada jalur Medan–Binjai, tiga titik gogosan di km 8+3/4, km 9+5/8, dan km 15+5/6 membuat lintasan belum layak dilintasi.

KAI menggelontorkan batu balas hingga 1.200 meter kubik dari Stasiun Bamban untuk memperkuat struktur jalur yang tergerus. Pekerjaan perbaikan mencakup pemadatan tanah dan penataan ulang geometri rel.

BACA JUGA: Ketut Suabawa: Banjir Besar di Bali Terbesar dalam Dua Dekade, Infrastruktur Perlu Dibongkar Ulang

Perjalanan KA Srilelawangsa

Imbasnya, 20 perjalanan KA Srilelawangsa terpaksa dibatalkan. “Kami memohon maaf, namun keselamatan tidak bisa dinegosiasikan,” kata Anne.

Pelanggan dijanjikan pengembalian bea penuh. Adapun KA Bandara relasi Medan–Kualanamu tetap berjalan normal.

Dari Aceh, laporan kerusakan lebih luas. Arus air yang deras memunculkan 21 titik gogosan di petak Krueng Geukueh–Bungkaih, tiga titik di Bungkaih–Krueng Mane, serta tiga di Krueng Mane–Geurugok.

Jalur lumpuh, dan KA Cut Meutia untuk sementara ditarik dari operasi.

KAI menggandeng pemerintah daerah, BPBD, dan pihak lain untuk mempercepat perbaikan, sembari menunggu kondisi lapangan benar-benar memungkinkan.

Anne menyebut tim di lapangan berjibaku tanpa jeda: menyingkirkan material, memadatkan tanah, memperbaiki drainase, hingga memonitor elevasi rel dan debit air.

“Upaya ini kami lakukan agar saat layanan dibuka kembali, masyarakat memperoleh perjalanan yang aman dan andal,” ucapnya.

KAI mengimbau masyarakat mengikuti perkembangan operasional melalui kanal resmi, termasuk Contact Center 121 dan aplikasi Access by KAI.

Pelanggan KA Srilelawangsa dan Cut Meutia dapat mengurus refund maupun pengaturan ulang perjalanan melalui kanal resmi Railink atau KAI Bandara.

“Kami berterima kasih atas kesabaran pelanggan di Sumbar, Sumut, dan Aceh. KAI akan terus bekerja maksimal menormalkan seluruh jalur terdampak banjir demi memastikan perjalanan tetap aman dan nyaman,” kata Anne menutup pernyataannya.

Pos terkait