Revitalisasi Kota Tua dalam Balutan Budaya Imlek, Sebagai Pusat Seni

Budaya
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana di acara acara bertajuk "Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration", di kawasan Kota Tua. (Foto: Dok.Kemenpar)

TURISIAN.com – Perayaan Tahun Baru Imlek 2025 di Jakarta bukan sekadar ajang seremonial budaya.

Lewat acara bertajuk “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration”, kawasan Kota Tua kembali menegaskan dirinya sebagai pusat seni dan budaya yang dinamis.

Berlokasi di House of Tugu, bangunan bersejarah peninggalan saudagar Tionghoa Oei Tiong Ham, acara ini menjadi cermin keberagaman budaya yang telah lama melekat di Jakarta.

Di bawah sorotan lampu dan gemuruh tepuk tangan, peragaan busana dari Adrian Gan, Sebastian Gunawan, dan Rinaldy Yunardi memadukan estetika modern dengan sentuhan tradisi Peranakan.

Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, yang hadir dalam acara tersebut menegaskan pentingnya revitalisasi Kota Tua sebagai ikon wisata berkelas dunia.

“Melestarikan warisan budaya Tionghoa bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga soal merawat identitas bangsa dan mengembangkan sektor pariwisata,” ujarnya.

Kawasan Kota Tua memang tengah berbenah. Proyek MRT Jakarta Fase 2A yang menghubungkan Bundaran HI hingga Stasiun Kota dijadwalkan rampung pada 2029.

Dengan akses yang semakin mudah, kawasan ini diproyeksikan menjadi magnet baru bagi wisatawan.

Sementara itu, Pj. Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menambahkan bahwa sinergi antara budaya dan modernitas adalah kunci bagi perkembangan Jakarta sebagai kota global.

“Harapannya, acara seperti ini tidak hanya mendukung industri kreatif, tetapi juga memperkuat posisi Jakarta sebagai kota yang berkeadilan, berbudaya, dan berkelanjutan,” katanya.

Bagi Sebastian Gunawan, peragaan busana ini punya makna lebih dari sekadar presentasi koleksi.

“Saya besar di sekitar Kota Tua, dan tempat ini punya banyak kenangan. Koleksi saya bertema Kaizen, yang dalam bahasa China berarti perubahan ke arah lebih baik—sejalan dengan visirevitalisasi Kota Tua,” ungkapnya.

BACA JUGA: Museum Wayang, Ikon Kota Tua yang Bertransformasi

Arsitektur klasik House of Tugu

Adrian Gan pun menemukan inspirasi dari arsitektur klasik House of Tugu. “Dari ornamen-ornamen di sini, saya menciptakan desain yang mengangkat unsur sejarah dan budaya,” ujarnya.

Sesangkan Rinaldy Yunardi menampilkan koleksi yang mengeksplorasi kebaya encim, tusuk konde, dan aksesori khas Peranakan.

“Pemerintah memberi ruang bagi para seniman dan desainer untuk berkarya, dan ini langkah yang patut diapresiasi,” katanya.

Dengan semakin berkembangnya infrastruktur dan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya, Kota Tua Jakarta tak lagi sekadar peninggalan masa lalu.

Ia tengah menjelma menjadi pusat kreativitas yang menggandeng sejarah dan masa depan dalam satu tarikan napas. ***

Pos terkait