Penantian Istimewa Imlek di Kota Pahlawan, Merayakan Tradisi dalam Harmoni Budaya

Penantian Istimewa
Pertunjukan kesenian Barongsai menjadi salah satu atraksi yang ditunggu-tunggu, saat perayaan Imlek. (Dok.Unsplash)

TURISIAN.com – Tahun Baru Imlek selalu menjadi penantian istimewa, tak terkecuali di Surabaya. Kota Pahlawan ini menawarkan serangkaian destinasi yang menggambarkan kekayaan tradisi dan harmoni budaya Tionghoa.

Dari klenteng bersejarah hingga kawasan pecinan yang semarak, Surabaya menghadirkan perpaduan tradisi dan modernitas yang tak bisa dilewatkan.

Klenteng Sanggar Agung: Sakral di Tepi Laut

Terletak di kawasan Kenjeran, Klenteng Sanggar Agung adalah salah satu ikon Imlek di Surabaya.

Sementara itu, keunikan bangunan ini terletak pada perpaduan arsitektur Tionghoa, Jawa, dan Bali, dengan patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter yang berdiri megah di tepi laut.

Selain menjadi tempat ibadah yang sakral, suasana di sekitar klenteng ini begitu memukau.

Pemandangan laut yang menenangkan membuatnya cocok untuk merenung maupun sekadar menikmati keindahan.

Klenteng ini juga menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin merasakan harmoni budaya di tengah semarak perayaan Imlek.

Kembang Jepun: Semarak Lampion dan Aroma Kuliner

Sedangkan Kembang Jepun, atau yang lebih dikenal sebagai Kya-Kya, menjadi pusat keramaian selama perayaan Imlek.

Kawasan pecinan ini dipenuhi lampion merah yang menghiasi jalanan, menciptakan suasana yang meriah dan khas.

Di sini, pengunjung dimanjakan dengan berbagai pertunjukan budaya, mulai dari barongsai hingga pesta kembang api yang spektakuler.

Malam hari di Kembang Jepun semakin hidup dengan aroma kuliner khas Tionghoa. Seperti lumpia dan bakmi, yang menggoda selera.

Lebih dari sekadar pusat hiburan, kawasan ini menyajikan pengalaman budaya yang autentik dan mengesankan.

Masjid Muhammad Cheng Ho: Simbol Toleransi di Tengah Perayaan

Masjid Muhammad Cheng Ho menjadi bukti nyata toleransi budaya di Surabaya. Memadukan arsitektur Tionghoa dengan nuansa Islam, masjid ini menciptakan daya tarik yang unik.

Saat Imlek, lokasi ini ramai dikunjungi oleh wisatawan yang ingin melihat simbol harmoni antarumat beragama.

Tak hanya menjadi tempat ibadah, masjid ini juga menawarkan keindahan arsitektur yang dipenuhi ornamen khas.

Setiap sudut bangunannya adalah pengingat bahwa keberagaman budaya mampu menciptakan harmoni yang indah.

Pagoda Tian Ti: Sentuhan Beijing di Kenjeran Park

Pagoda Tian Ti, yang terinspirasi dari Temple of Heaven di Beijing, adalah salah satu destinasi unggulan di Kenjeran Park.

Bangunan megah ini dihiasi ornamen tradisional yang menciptakan suasana autentik Tionghoa.

Ketika malam tiba, lampion-lampion yang menyala di sekitar pagoda menambah kesan magis. Tak heran jika tempat ini menjadi favorit.

Khususnya, bagi mereka yang ingin menikmati nuansa Negeri Tirai Bambu di Surabaya, terutama saat Imlek.

Kampung Tambak Bayan: Kental dengan Tradisi Pecinan

Kampung Tambak Bayan menawarkan atmosfer pecinan yang autentik. Rumah-rumah berarsitektur lawas dihiasi ornamen khas. Seperti lampion dan mural bertema tradisional.

Saat Imlek, kawasan ini semakin hidup dengan atraksi barongsai dan berbagai pentas seni.

Di sini, pengunjung tak hanya disuguhi hiburan, tetapi juga diajak menyelami kehidupan masyarakat Tionghoa Surabaya secara lebih mendalam.

Tradisi yang dijaga erat membuat Kampung Tambak Bayan menjadi destinasi penuh makna.

Menyusuri Harmoni Budaya di Surabaya

Perayaan Imlek di Surabaya bukan hanya tentang tradisi, melainkan juga pengalaman yang menghidupkan semangat keberagaman.

Dari keindahan arsitektur hingga kelezatan kuliner khas, setiap sudut kota ini menyuguhkan kenangan tak terlupakan.

Surabaya, dengan segala pesonanya, menjadi panggung bagi harmoni budaya yang meriah dan penuh warna. ***

 

Pos terkait