PHRI Meminta Pemprov Jawa Barat Lebih Serius Bangkitkan Sektor Pariwisata

PHRI
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar saat memberikan penjelasan kepada awak media, usai dialog Kebangkitan Pariwisata Jawa Barat di Grand Hotel Tebu, Sabtu 19 Mei 2023. Foto: Turisian.com/Duta Ilham

TURISIAN.com – PHRI  meminta pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Barat lebih serius dalam membangkitkan sektor pariwisata.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat juga mengeluhkan okupansi hotel masih rendah pascapandemi Covid-19.

“Hal ini karena kami merasakan tidak maksimalnya promosi pariwisata  yang dilakukan Pemprov Jabar,” kata Ketua PHRI Jawa Barat Herman Muchtar kepada wartawan usai menggelar Dialog Pariwisata, Jumat 19 Mei 2023 di Grand Tebu Hotel di Jalan L.L.RE Martadinata (Jalan Riau) Kota Bandung.

Sampai saat ini, lanjut Herman—yang juga Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat, upaya pihaknya membangkitkan pariwisata masih terbentur dengan tidak maksimalnya promosi.

BACA JUGA: PHRI Kota Bogor Apresiasi Event Lima Bukit Challenge 2022

Khususnya,dalam menarik wisatawan nusantara hingga mancanegara.

Pemerintah dinilai tak serius mempromosikan pariwisata di Jabar dalam upaya bangkit pascapandemi Covid-19.

“Tanpa ada promosi, jangan dikira orang akan datang ke Bandung atau Jabar. Saya katakan tidak ada kenaikan hotel dan kunjungan ke destinasi, tahun kemarin masih 63 persen, tahun ini 62,5 persen,” papar Herman.

Ditambahkan owner Hotel Cihampelas ini bahwa meski promosi gencar dilakukan pemerintah, namun tidak ada hasil yang dirasakan para pengusaha hotel.

BACA JUGA: Okupansi Hotel Terdongkrak, Jika Daerahnya Memiliki Banyak Destinasi Atraksi

Lebih Tertarik ke Jawa Tengah

Bahkan, saat ini wisatawan lebih tertarik mengunjungi destinasi wisata di Jawa Tengah dan sekitarnya.

“Kami gak merasakan adanya promosi. Orang (wisatawan) sudah lari ke Jakarta ke Jateng, Yogjakarta, Bali. Jabar cuma dilewati. Makanya kami minta untuk sama-sama promosi,” ujarnya.

Kritikan Herman juga disampailkan terkait  penyelenggaraan event yang dilakukan oleh kabupaten/kota di Jabar. Event-event tersebut dinilai tidak mampu mengundang wisatawan masuk ke Jawa Barat.

“Yang sering terlihat dan terjadi, event-event itu hanya untuk konsumsi warga lokal saja. Jadi, tidak ada pergerakan wisatawan dari luar ya,” tandasnya.

BACA JUGA: Event 210 Domba Guling jadi Acara Spektakuler Lho, Ada 10.000 Pengunjung

“Mana ada event didatangi orang dari luar, misal di Bandung, hanya lokal. Pariwisata itu enggak hanya mengundang keramaian. Tapi bagaimana bisa menarik  wisatawan luar Jabar bisahadir,” sambung Herman.

Terkait okupansi hotel, Herman menjelaskan, belakangan justru tingginya tingkat hunian kamar hotel terjadi di Cirebon, disusul Bogor, Kota Bandung, Garut dan Pangandaran.

“Untuk Pangandaran sebetulnya termasuk rendah.Tinggi  hanya ketika liburan, kalau hari biasa enggak. Ini PR kita semua. Makanya bikin program yang nyambung dengan kondisi di lapangan,” pungkasnya.

BACA JUGA: Kekayaan Kuliner Indonesia Harus Dipatenkan, Bisa Memperkuat Pariwisata

Dalam Dialog Pariwisata dengan tema “Bangkitkan Kembali Pariwisata Jawa Barat” itu hadir beberapa unsur pimpinan asosiasi.

Seperti Ketua  Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Cucu Sutara, Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Jawa Barat, Budijanto Ardiansjah.

Hadir juga Ketua PHRI Kabupaten Garut Deden Rachim—yang sukses menyelenggarakan event pemecahan rekor MURI 210 Domba Guling beberapa waktu lalu.

Kemudian juga dari unsur pemerintah diantaranya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, dan stakeholdert lainnya. ***

Pos terkait