TURISIAN.com – IFC atau Korporasi Keuangan Internasional sebagai bagian kelompok usaha Bank Dunia mengajak perhotelan di Bali. Utamanya, dalam mengoptimalkan pembangunan hijau.
Atau ramah lingkungan guna mendukung target pemerintah mengurangi emisi karbon 2060.
“Makin awal konsep hijau ini diterapkan, makin banyak biaya operasional yang bisa ditekan,” kata Koordinator Program IFC Wilayah Asia Timur Farida Lasida Adji dalam lokakarya terkait bangunan hijau di Denpasar, Selasa 12 April 2023.
BACA JUGA: Pulau Bali Bakal Dibanjiri Wisdom 7 Hari Sebelum Lebaran
Fokus menekankan bangunan hijau yakni efisiensi energi, air dan material bangunan.
Ia menyebutkan material bangunan mengonsumsi paling besar yakni sekitar 40 persen energi dalam satu bangunan.
Untuk itu ia mendorong agar pembangunan gedung termasuk perhotelan sejak desain, konstruksi. Hingga bangunan sudah rampung menerapkan cara ramah lingkungan.
BACA JUGA: Bukit Putung Karangasem, Wajib Masuk List Liburan Kamu di Bali!
Farida memperkirakan tingkat pengembalian investasi bisa mencapai hingga 20 persen.
Yakni, dalam waktu kurang dari dua tahun untuk bangunan baru dengan konsep ramah lingkungan.
Tidak menutup kemungkinan, kata dia, bangunan lama juga bisa menerapkan konsep ramah lingkungan.
Namun pelaku usaha perlu menyiapkan upaya yang lebih dan tambahan investasi.
BACA JUGA: Bandara Kertajati Majalengka Buka Kembali Rute Kuala Lumpur
Apabila menerapkan bangunan hijau itu, kata dia, pengelola gedung dapat mengajukan sertifikasi desain terbaik untuk efisiensi lebih besar. Atau EDGE yang sifatnya masih sukarela.
Sementara itu, Ketua Asosiasi General Manager Hotel Indonesia (IHGMA) Bali Yoga Iswara mengungkapkan setelah kondisi ekonomi di Pulau Dewata stabil akibat pandemi COVID-19, pelaku pariwisata saat ini bertransformasi mengusung konsep pembangunan berkelanjutan mulai desain bangunan hingga kepemimpinan. ***
Sumber: Antaranews