TURISIAN.com – Pemerintah Provinsi Sumatera (Sumbar) diminta kirim surat soal BIM (Bandara Internasional Minangkabau).
Hal itu disampaikan DPRD Sumatera Barat agar dalam isi surat kepada pemerintah pusat tersebut, BIM tidak mengalami penurunan status (terdegradasi) menjadi bandara domestik.
“Masyarakat Sumbar beberapa waktu terakhir dibuat ragu dengan informasi ini. Dan memang ini sudah clear. BIM tidak masuk dalam rencana pemangkasan bandara internasional itu. Namun kami ingatkan agar Pemprov Sumbar tidak lengah,” kata Ketua DPRD Sumbar Supardi seperti dikutip Turisian.com dari Antaranews, Kamis 2 Maret 2023.
Ia mengatakan meski BIM masuk dalam 16 bandara internasional yang dipertahankan. Namun Pemprov harus menjelaskan melalui surat yang berisi kajian. Yakni terkait pentingnya kehadiran bandara internasional di Sumbar.
BACA JUGA: Sumatera Barat Tancap Gas Siapkan Ratusan Desa Wisata, untuk Apa?
“Kita minta BIM ini harus dipertahankan bandara internasional sampai kapanpun. Ini bukan hanya soal pariwisata semata,” katanya.
“Namun juga ekspor serta kedekatan emosional yang terbangun antara negeri Jiran Malaysia dengan Sumbar dan BIM dibutuhkan untuk hal ini,” sambung Supardi.
Penerbangan Langsung ke Jeddah
Selain itu GM Angkasa Pura dalam rapat itu sudah menjelaskan bahwa BIM ini sudah melayani penerbangan BIM ke Kuala Lumpur. Termasuk juga penerbangan langsung umroh ke Jeddah.
BACA JUGA: Pesona 3 Desa Wisata Unggulan di Sumatera Barat yang Masuk ADWI 2022
“Besok bisa jadi penerbangan dari China dan Singapura ke Sumbar dan kesempatan ini terbuka,” kata dia
Sementara Ketua Asita Sumbar Darmawi menjelaskan kepastian BIM tetap menjadi bandara internasional menjadi kabar gembira.
Dan pihaknya fokus mewujudkan impian yang menjadi pangsa pasar wisatawan mancanegara ke Sumbar adalah India dan Malaysia.
Menurut dia Asita Sumbar akan bekerja keras mencapai jumlah target wisatawan mancanegara ke Sumbar di angka 70 ribu.
BACA JUGA: Libur Lebaran di Padang? Jangan Lupa Kunjungi Masjid Raya Sumatera Barat
Jumlah ini sama dengan jumlah wisatawan mancanegara sebelum pandemi COVID-19.
“Kita sudah menjalin komitmen dengan pelaku wisata Malaysia dan perantau Minang di Malaysia. Angkanya, mencapai 500 orang,” ungkapnya.
Bukan itu saja, ada 60 persen warga Negeri Sembilan merupakan keturunan minang.
“Kita juga telah melakukann promosi wisata untuk menggaet wisatawan tersebut,” kata dia
Sementara Kadis Pariwisata Sumatera Barat Luhur Budianda mengatakan proses permintaan ini sudah dilakukan sejak Juli lalu saat penerbangan internasional usai COVID-19 dibuka.
“Gubernur sudah bertemu dengan Menko Marves membicarakan ini. Dan kita berupaya agar BIM tetap menjadi bandara internasional,” kata Luhur terkait permintaan agar Sumbar Kirim Surat Soal BIM.***
Sumber: Antaranews