TURISIAN.com – Kelong Apung Bintan, Provinsi Kepulauan Riau menjadi tujuan wisatawan. Bahkan para nelayan ikut terlibat dalam pemberdayaan Kelong Apung tersebut.
Hal ini terlihat dengan disiapkannya satu satu kamar besar berisi tiga atau empat tempat tidur di Kelong Apung.
“Kelong apung dengan berbagai fasilitas untuk wisatawan ini sebenarnya sejak sebelum pandemi COVID-19 sudah ada. Namun belum banyak,” jelas , Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan Arif Sumarsono, Sabtu 25 Februari 2023 lalu.
Menurutnya, kini para nelayan mulai melirik bisnis pariwisata sebagai sumber pendapatan baru yang menjanjikan.
BACA JUGA: Petualangan ke Air Terjun Putri Khayangan, Surga Tersembunyi di Kampar Riau
Para nelayan di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau mulai memanfaatkan kelong apung untuk dijadikan destinasi wisata.
Ia menjelaskan, kelong adalah alat tangkap ikan yang digunakan oleh para nelayan tradisional secara turun-temurun.
Alat tersebut terbilang unik lantaran lantainya berupa susunan papan dan kayu, namun dilengkapi dapur dan kamar.
Lebih lanjut, Asisten I Pemprov Kepri Tengku Said Arif Fadillah mengatakan, kelong apung sebenarnya digunakan untuk menjaring ikan teri.
Festival Pariwisata
Namun, para nelayan terkadang juga mendapatkan jenis ikan lainnya dan cumi-cumi.
BACA JUGA: 18 Calender of Event 2023 Siap Digelar Pariwisata Riau, Ini Daftarnya
Kelong apung akan ditarik menggunakan perahu menuju titik perairan yang diperkirakan memiliki banyak ikan.
Kemudian, kelong apung biasanya akan diparkirkan di area dengan kondisi batu karang yang masih baik.
Untuk menambah kunjungan wisatawan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan akan menggelar festival pariwisata di atas kelong apung pada tahun ini, rencananya pada saat musim angin utara.
Sebab, ia menjelaskan, saat musim angin utara gelombang laut akan tinggi dan disertai angin kencang, sehingga nelayan tidak bisa melaut.
BACA JUGA: Terpukau Keindahan Air Terjun Batang Kapas Riau
Pada situasi tersebut, ratusan kelong apung tidak bisa berlayar dan nelayan tidak mendapatkan penghasilan.
Pada kondisi tersebut, pemberdayaan kelong apung di bibir pantai untuk aktivitas pariwisata diharapkan bisa memberikan dampak positif dan pemasukan tambahan bagi UMKM sekitar, termasuk para nelayan.
“Di atas kelong apung pelaku UMKM dapat berjualan, dapat pula dijadikan sebagai pentas kesenian,” kata Arif.
Tarif per malam sekitar Rp 250.000
Tarif bermalam di kelong apung berkisar antara Rp 250.000. Hal itu diungkapkan oleh Marsum, seorang nelayan Bintan yang juga memanfaatkan kelong apung sejak tahun lalu untuk mendukung aktivitas wisata.
BACA JUGA: Kepulauan Riau Mulai Didatangi Wisman di Hari Pertama Tahun Baru 2023
Namun, tidak setiap hari Marsum kedatangan tamu. Biasanya, wisatawan yang menginap di kelong apung juga punya hobi memancing.
Kebanyakan dari mereka berasa dari Tanjungpinang dan Batam.
Setelah memancing, mereka biasanya juga menikmati hasil tangkapnya untuk kemudian dimasak di atas kelong apung.
Meski tidak mendapatkan ikan saat memancing, para wisatawan juga kerap dibekali oleh-oleh ikan dan cumi segar.
“Kalau ada tiga sampai empat orang wisatawan, penghasilan kami pun bertambah,” ujar Marsum.