TURISIAN.com – Kalau lagi liburan ke Kota Surakarta, Sobat Turisian wajib beli camilan intip khas Solo sebagai oleh-oleh. Makanan ringan yang renyah ini berbahan utama kerak nasi yang bertekstur keras.
Dalam Bahasa Jawa, intip merupakan sebutan untuk kerak nasi, yaitu lapisan nasi kering yang terdapat di dasar dandang atau kuali penanak nasi. Selain bertekstur keras, juga sedikit hangus terbakar. Masyarakat Solo mengolah bahan tersebut menjadi camilan khas yang renyah dan enak.
Proses pembuatan intip khas Solo ini terbilang cukup rumit dan butuh ketelatenan. Langkah pertama, terlebih dahulu melepas sisa nasi yang melekat pada dandang. Kemudian mengeringkan dan menggorengnya.
Cara menggoreng makanan khas Solo yang satu ini pun ada teknik khususnya. Di mana harus terendam di dalam minyak panas agar matangnya merata.
Baca juga: Menengok Benteng Vastenburg, Peninggalan Belanda di Kota Solo
Seiring perkembangan zaman, saat ini intip khas Solo ada 2 jenis, yaitu yang asli dan buatan. Sebutan asli atau buatan, karena keduanya memiliki proses yang berbeda.
Intip yang asli sudah melalui proses memasak beras terlebih dahulu, kemudian menghasilkan bahan kerak nasi asli. Sementara intip buatan hasil dari industri makanan yang memang ingin menghasilkan bahan kerak nasi dalam partai besar.
Varian & Ciri Khas Intip
Camilan intip khas Solo sendiri tampilannya mirip dasar periuk menggunakan cetakan bentuk bulat rapi sehingga tidak mudah pecah atau terbelah. Untuk variannya tersedia menjadi dua jenis, ada yang rasa asin dan gurih. Ada pula dengan lelehan gula Jawa yang membuat cita rasa manis dan gurih.
Jenis yang asli maupun buatan merupakan makanan khas Solo yang sudah cukup terkenal. Dengan ciri khasnya berupa taburan kinco atau gula Jawa cair yang berada di atas gorengan. Atau taburan garam halus bagi penyuka asin.
Baca juga: Yuk Jalan-Jalan Keliling Kota Surakarta Naik Batik Solo Trans!
Bagi Sobat Turisian yang tertarik membeli intip khas Solo, dapat menemukan para penjualnya di pusat oleh-oleh Kota Surakarta. Termasuk di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Gedhe, Pasar Jongke, dan lainnya. Soal harganya tak akan menguras kantong kalian, karena hanya berkisar Rp5.000 sampai dengan Rp15.000.*