Museum La Pawawoi Sajikan Informasi Sejarah dan Budaya Kabupaten Bone

Museum La Pawawoi
Museum La Pawawoi di Kabupaten Bone, Sulsel. (Source: Disbudpar Sulsel)

TURISIAN.com – Jika Sobat Turisian tertarik mengenal sejarah dan budaya Kabupaten Bone di Sulawesi Selatan (Sulsel) bisa kunjungi Museum La Pawawoi. Tempat rekreasi edukasi sejarah yang asyik dengan pengemasan secara digital.

Objek wisata edukasi tersebut menempati bangunan bekas Istana Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim Raja Bone ke XXXII. Bangunan ini memiliki luas 150 m² yang berdiri di lahan 600 m², terletak di Jalan K.H. Thamrin No.9 Watampone, Kecamatan Tenete Rianttang, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.

Museum La Pawawoi berdiri pada 5 Januari 1971 oleh Bupati Bone, H. Suaib. Nama museum ini berasal dari Raja Bone XXXI yang merupakan salah satu pahlawan Nasional, yaitu La Pawawoi Karaeng Sigeri. Ia lahir pada tahun 1935 dan merupakan pahlawan Bone I, II, Ill, dan IV melawan Belanda. Peresmian museum ini pada tanggal 14 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Daoed Yoesoef.

Di dalam museum ini, Sobat Turisian bisa melihat beragam koleksi yang berjumlah kurang lebih 331. Di antaranya ada benda-benda Bessi Sikkoi atau besi berupa cincin yang saling mengait. Kemudian Lansereng atau landasan untuk menempa besi milik Raja Bone kedua, koleksi peralatan milik Raja dan istana, duplikat rambut Arung Palakka, dan foto-foto Raja Bone dengan keturunannya.

Baca juga: Berwisata ke Pantai Bone Buton Utara yang Memesona

Setelah pengelolaannya oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone, Museum La Pawawoi terus berbenah. Sejak tahun 2019 museum ini gencar melaksanakan kegiatan bertemakan publikasi dan edukasi. Hingga pada tahun 2022 tersusunlah alur cerita (storyline) yang menggambarkan perkembangan kebudayaan di Kabupaten Bone.

Penerapan Digital di Museum La Pawawoi

Harapannya storyline yang baru dengan penerapan digital tersebut akan mampu membawa pengunjung menyusuri “lorong waktu” yang membagi sejarah budaya Kabupaten Bone dalam beberapa fase. Yaitu Masa Prasejarah, Masa Kerajaan Pra Islam, Masa Kerajaan Islam, Masa Kolonial, dan Masa Pasca Kemerdekaan.

Selain itu, penerapan teknologi digital di Museum La Pawawoi ini juga untuk menggaet pengunjung muda dari kalangan usia remaja. Koleksi yang representatif kini memiliki QR Code yang dapat memberikan penjelasan mengenai deskripsi dan sejarah dari koleksi yang ada. Pun sama halnya dengan vitrin (lemari), juga dapat kalian pindai QR Codenya dan tampillah penjelasan umum dari vitrinnya.

Baca juga: Museum Karaeng Pattingalloang Simpan Koleksi Peninggalan Kesultanan Gowa

Cerita panjang perjalanan museum ini sejak 1908 dan perkembangan kebudayaan di Kabupaten Bone sejak 7.500 tahun yang lalu dapat Sobat Turisian telisik lebih dalam di tempat ini. Hal itu pun semakin menarik karena pengemasannya menggunakan pendekatan kekinian.*

 

Pos terkait