Mencicipi Bontot, Camilan Khas dari Karawang yang Gurih dan Enak

Bontot Karawang
Tampilan Bontot, Camilan Khas Karawang. (Source: Disparbud Karawang)

TURISIAN.com – Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki camilan khas. Begitu pula kalau Sobat Turisian pergi ke daerah Karawang, Jawa Barat, bisa menemukan banyak camilan khas. Salah satunya Bontot khas Karawang.

Bontot merupakan camilan khas Karawang yang terbuat dari tepung dan udang/ikan. Makanan yang berasal dari Kecamatan Rengasdengklok ini, produksinya secara massal di pabrik pembuatan kerupuk udang. Cara pembuatannya sama seperti pembuatan adonan kerupuk udang pada umumnya.

Singkatnya, bontot adalah bahan setengah jadi dari kerupuk udang. Tampilannya berupa gulungan adonan membentuk tabung sepanjang dua jengkal dengan diameter sekitar 10 cm. Warna camilan ini terkadang sedikit oranye. Orang yang belum mengenalnya, melihat sepintas mungkin menyangka itu adalah pepaya.

Soal rasa, bontot Karawang ini tidak mengecewakan. Rasanya gurih, sama seperti kerupuk udang. Bedanya, tekstur camilan ini sedikit mirip dengan makanan khas Palembang, pempek. Masyarakat setempat biasa memotongnya melintang seperti potongan kue bolu gulung, lalu menggorengnya.

Baca juga: Tiga Destinasi Wisata Populer di Karawang yang Menyajikan Keindahan Alam

Camilan bontot goreng ini kerap menjadi lauk teman nasi atau hidangan untuk menjamu tamu. Cocok juga buat camilan saat acara kumpul-kumpul, arisan, kumpul di pos ronda, atau nonton bola.

Cara menyantapnya agar lebih enak, Sobat Turisian bisa mencocolnya ke sambal atau saus cabai. Sehingga akan menghasilkan sensasi rasa crunchy kenyal gurih pedas. Pokoknya Sobat Turisian harus mencobanya saat berkunjung ke Karawang!

Asal-Usul Bontot Karawang                                                                                              

Nama bontot dari camilan khas Karawang ini punya cerita tersendiri. Dalam Bahasa Sunda, kata “bontot” berarti “bungsu”. Asal muasalnya, bontot merupakan sisa potongan adonan kerupuk udang, jadi bukan limbah buangan yang diolah ulang apalagi ampas.

Sisa potongan adonan tersebut cukup susah untuk dipotong karena hasilnya akan jelek. Hingga akhirnya bagian sisa itu dikonsumsi sendiri oleh produsen dan pekerja pabrik kerupuk udang.

Baca juga: Kemegahan Candi Jiwa Karawang Berbentuk Teratai, Peninggalan Kerajaan Tarumanagara

Eh ternyata rasanya enak dan banyak yang suka. Kemudian sang produsen akhirnya menjual camilan ini per gulungan. Nama itu pun melekat hingga sekarang.*

Pos terkait