Pelaku Ekonomi Kreatif NTB Didorong Masuk Ekosistem Digital

Pelaku ekonomi kreatif
Ilustrasi. Tahun pemulihan diharapkan akan membuka peluang kerja. Tak terkecuali di sektor ekonomi kreatif.(iStock)

TURISIAN.Com – Pelaku ekonomi kreatif (Ekfaf) Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB), kini terus didorong masuk ke dalam ekosistem digital.

Salah satunya, melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) untuk memudahkan pemasaran produk.

Melalui Gernas BBI dan beberapa program lainnya, pemerintah disebut akan membantu pelaku ekraf memudahkan pemasaran produk melalui pendekatan jejaring platform digital.

“Kami pastikan hadir sebagai suatu wujud dari 3T. Yakni tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Saat ini pemerintah menghadapi keterbatasan dari segi dana atau anggaran, tapi dengan 3T kita bisa menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam acara Kelana Nusantara di Mataram, NTB, lewat keterangan resmi, Jakarta, Minggu 26 Juni 2022.

BACA JUGA: Sandiaga Ajak Pemuda Pro-Aktif dalam Presidensi G20 Indonesia

Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan

Dengan kolaborasi yang baik antar pemangku kepentingan, Sandiaga optimistis target menghadirkan 1,1 juta lapangan kerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) pada tahun 2022 dapat terwujud.

Kini NTB, lanjut dia, sedang menjadi perhatian seluruh dunia mengingat berbagai ajang internasional.

Seperti MotoGP di Mandalika dan Motor Cross Grand Prix (MXGP) diadakan di daerah tersebut.

“Industri ekonomi kreatif harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Menjadi pemain yang mengambil bagian dalam kebangkitan ekonomi, bukan penonton,” ujar Sandiaga.

Dalam acara tersebut, ia menilai sektor ekraf dengan produk-produk unggulan Mataram memiliki kualitas dan daya saing yang baik.

BACA JUGA: Sandiaga Sebut Tren Desa Wisata Bisa Jadi Winner Pandemic,  Apa Itu?

Produk Tenun Khas Mataram

Seperti sandal dan sepatu dengan kearifan lokal.Serta produk tenun khas Mataram yang mengandung aspek keberlanjutan lingkungan karena menggunakan benang bekas.

Produk tenun khas Mataram itu juga pembuatannya dengan memberdayakan lansia sebagai tenaga kerja.

Selain itu, kata dia, terdapat pula produk roti, mutiara, olahan kopi, hingga produk kreatif subsektor film yangmemiliki potensi untuk pengembangan melalui Program 3T.

“Kami berdiskusi dengan para pelaku ekonomi kreatif dan menemukan beberapa potensi dan solusi. Khusunya, dalam kebangkitan ekonomi kita yang membuka begitu banyak peluang usaha dan lapangan kerja,” ungkap Menparekraf Sandiaga Uno.

Kehadiran Kelana Nusantara Mataram menjadi wadah bagi Menparekraf dan pelaku ekraf setempat. Utamanya, untuk berdiskusi terkait kendala maupun tantangan yang dihadapi, lalu dicarikan solusi secara bersama. ***

Sumber: Antaranews

 

Pos terkait