TURISIAN.com – Semua orang pasti mengenal Kota Tua Jakarta. Tetapi seberapa banyak nilai sejarah yang terkandung didalamnya, mungkin sedikit yang memahami.
Wisata Kota Tua Jakarta sendiri merupakan salah satu tujuan utama bagi wisatawan saat berkunjung ke Jakarta.
Tidak hanya datang dari dalam negeri, kawasan ini juga sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.
Memang, bagi orang-orang yang tinggal di Jakarta, tentu sudah tidak asing lagi dengan ramainya tempat ini di hari libur.
Kota Tua Jakarta menyuguhkan berbagai arsitektur bersejarah yang merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda.
BACA JUGA: Ayo Ikuti Jakarta Heritage Trails, Wisata Kota Tua!
Luas Area Kota Tua Jakarta
Sebagai kawasan dengan bangunan-bangunan tua, maka terdapat begitu banyak spot menarik untuk berfoto bagi semua kalangan.
“Sekarang luas area Wisata Kota Tua ini 334 hektar. Dulu, awal-awal diresmikan Kota Tua Jakarta luasnya 846 hektar,” ungkap Asep Kambali, Komunitas Historia Indonesia (KHI), saat memandu rombongan Jakarta Heritage Trails, Sabtu pagi 25 Juni 2022
Saat menjelaskan Kota Tua pada zona inti atau centrumnya dari Kota Tua, Asep mengemukakan, selama ini orang mengira Kota Tua itu hanya taman Fatahillah.
“Nah, kita hari ini akan membuktikan Kota Tua itu luas, gede banget. Banyak hidden gem,” katanya.
Selama ini, banyak yang menyangka rute Kota Tua itu hanya dari Stasiun Kota (Jakarta)-Taman Fatahillah, kemudian kembali pulang.
BACA JUGA: 5 Spot Bersepeda di Jakarta, Buat Aktivitas Akhir Pekan Bersama Keluarga
“Padahal Kota Tua itu sendiri buka 24 jam, karena memang berada di kawasan terbuka. Dan tidak dipungut biaya masuk alias gratis. Yang berbayar itu saat hendak masuk museum,” ujar Asep.
Ada berbagai pihak yang mengelola destinasi Kota Tua ini. Salah satunya adalah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menelusuri Rute Bersejarah
Turisian.com, pada kegiatan dalam rangka Jakarta Heritage Trails Walking Tour tersebut berkesempatan ikut menelusuri antara lain:
- Sisa benteng dan gudang gandum yg sekarang menjadi rumah akar
- Jembatan kota intan
- Toko Merah tepi kali Angke (Kali merah dalam bahasa China) yang menjadi saksi pembantaian penduduk Tionghoa oleh Belanda.
- Stasiun kota atau lebih kenal dengan sebutan Stasiun Beos (Batavische Ooster Spoorweg Mascappij) atau Stasiun Zuid / Selatan
- Bekas Stasiun Noord / Utara didepan lokasi Bank BNI sekarang
- Museum Senirupa dan Keramik yang bekas Gereja Belanda
- Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah yang dahulu adalah Balai Kota Batavia. Terdapat juga Dewan Pengadilan dan Penjara tokoh pemberontak, pahlawan nasional kita antara lain Untung Surapati, Diponegoro dan Tjut Nyak Dien sebelum pengasingan ke daerah.
Museum Fatahillah
Saat menjelajahi pusat hitorikal Jakarta ini, yang paling utama tentunya adalah Museum Fatahillah. Museum ini merupakan ikon utama dari wisata kota tua Jakarta. Pada kawasan ini, pengunjung bisa leluasa berswafoto.
Menjadi momen yang sayang terlewatkan. Apalagi museum Fatahillah merupakan saksi bisu perjuangan masyarakat Indonesia dalam menncapai kemerdekaan.
Museum ini dulunya merupakan gedung balai kota yang juga sekaligus sebagai ruang pengadilan. Bahkan ada juga penjara bawah tanah.
BACA JUGA: Pilihan Libur Akhir Pekan di DKI Jakarta, 5 Destinasi Ini Ramah Kantong
Hal ini menyebabkan masih banyak barang-barang peninggalan dari zaman Belanda yang terdapat di dalam Museum Fatahillah.
Dulunya museum Fatahillah lebih terkenal disebut dengan Museum Batavia pada zaman penjajahan VOC.
Tentu, masih banyak lagi yang bisa di eksplore. Nah, bagi kalian yang baru sebatas mendengar dan membaca, ada baiknya berkunjung ke kawasan ini. Untuk melihat langsung, betapa eksotiknya peninggalan bersejarah ini. ***
Redaksi: Terjadi perbaikan pada artikel ini, Sabtu 22 Juni 2022 pukul 19.46 WIB