Wisata Sejarah ke Istana Gebang Blitar, Tempat Masa Muda Bung Karno

Istana Gebang Blitar
Istana Gebang Blitar. (dok. Pemkot Blitar)

TURISIAN.com – Bagi Sobat Turisian yang ingin mengetahui seperti apa masa muda sang Proklamator RI, Soekarno atau yang akrab dipanggil Bung Karno, cobalah kunjungi Istana Gebang Blitar. Lokasinya berada di Jalan Sultan Agung No.59, Kelurahan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur. Sekitar satu kilometer dari PIPP dan dua kilometer dari stasiun Kota Blitar.

Dahulu istana yang juga disebut Ndalem Gebang tersebut, merupakan rumah orang tua dari Presiden pertama RI tersebut. Hingga saat ini, kondisi bangunan istana masih terpelihara seperti keadaan aslinya.

Istana Gebang Blitar yang bergaya arsitektur kolonial ini, menjadi saksi bisu masa muda Bung Karno. Beliau tinggal bersama kedua orang tuanya, Raden Soekeni Sosrodihardjo dan Ida Ajoe Njoman Rai, beserta kakak kandung Soekarno, Soekarmini dan suaminya Raden Poegoeh Reksoatmodjo.

Di tempat itu pula, Bung Karno muda menghabiskan waktu saat libur sekolah. Kadang berdiskusi secara informal tentang kemerdekaan Indonesia dengan sahabat, keluarga, dan para pembantunya di rumah ini.

Secara hukum Istana Gebang menjadi milik keluarga Soekarmini meskipun setelah bercerai dengan Raden Poegoeh, ia menikah lagi dengan Adi Wardoyo. Pada tahun 1917, rumah ini dibeli oleh Raden Poegoeh dari Mr. F.H. Portier, pegawai Jawatan Perkeretaapian Wilayah Garum Blitar. Alih kepemilikan rumah dari pemilik sebelumnya tidak ada rekam data yang mendukung.

Sekarang keberadaan bangunan bersejarah tersebut, berfungsi sebagai Museum Situs Istana Gebang. Pengelolaannya berada di bawah Pemerintah Kota Blitar.

Di tempat ini Sobat Turisian dapat melihat interior dan furnitur asli, lukisan, serta foto sejarah Bung Karno. Lengkap dengan area parkir yang aman dan cukup luas, gedung kesenian, toilet umum, serta depot kuliner di sekitarnya.

Baca juga: Inilah Ende, Kota Penuh Sejarah Tempat Lahirnya Pancasila!

Begitu tiba di istana tersebut, Sobat Turisian akan disambut patung Bung Karno setinggi 2 meter yang berdiri kokoh di halaman depan istana. Patung ini merupakan buah karya seniman Jakarta.

Di areal Ndalem Gebang terdapat sejumlah bangunan yang masih terawat. Antara lain bangunan utama atau induk, bangunan belakang atau service room, paviliun, balai kesenian, pawonan, rumah pembantu, bekas kandang kuda, bekas lumbung padi, dan dua buah rumah keluarga Bung Karno.

Bangunan Induk Istana Gebang Blitar

Istana Gebang memiliki bangunan induk yang berukuran paling besar dibanding yang lainnya. Material bangunannya mayoritas dari bahan kayu, genteng, dan beton, dengan posisi menghadap selatan ke arah jalan raya. Terdiri dari 7 buah ruangan, 5 sebagai kamar tidur. Serta 2 central room sebagai ruang tamu di bagian depan dan ruang keluarga di bagian belakang.

Pada bangunan induk terdapat tiga pintu sebagai akses keluar masuk. Pintu utama berada di bagian depan, lalu pintu di bagian belakang terhubung dengan Portico akses menuju bangunan belakang (Building Servis). Selanjutnya pintu sisi timur melalui selasar sebagai akses ke Paviliun. Secara menyeluruh bangunan berwarna putih dengan semua pintu serta jendela berwarna abu-abu.

Di samping itu, bangunan induk istana ini pun terbagi menjadi 3 bagian ruangan. Ada ruang depan yang terbagi menjadi 2 ruangan lebih kecil, di sisi kiri untuk ruang tamu, dan di sisi kanan sebagai kamar tidur tamu.

Lalu ruang tengah terbagi menjadi 2 kamar, di sisi kiri untuk kamar tidur tamu laki-laki dan satu lagi untuk kamar tidur tamu wanita. Fungsi tersebut sudah ada saat masih orang tua Bung Karno tinggali. Kemudian beralih fungsi sebagai kamar putra-putri Bung Karno, ketika ia berkunjung ke sana setelah menjadi presiden. Ruang kamar di sisi kanan berfungsi sebagai kamar tidur Bung Karno di masa muda.

Selanjutnya ada ruang belakang yang identik dengan kamar tidur utama. Di dalam ruangan ini terdapat 3 ruangan lagi. Meliputi dua kamar tidur di sisi kanan untuk kakak kandung Bung Karno dan kamar tidur utama untuk orang tua Bung Karno.

Baca juga: Candi Tikus Trowulan, Alternatif Tujuan Wisata di Mojokerto Jawa Timur

Setelah orang tua Bung Karno wafat, kamar utama tersebut sering Bung Karno tempati setelah menjadi presiden. Kamar ini memiliki kamar mandi dalam serta ruang keluarga di bagian kanan.

Di situ terdapat perabotan berupa kursi goyang, buffet hitam, radio, meja kursi, meja kerja, mesin ketik, bufet foto, dan lukisan. Ada pula tongkat kepala gading dan duplikatnya milik Bung Karno yang merupakan hadiah dari perhimpunan India pada tanggal 14 November 1952.*

 

 

 

Sumber: Kemdikbud

 

Pos terkait