TURISIAN.com – Banda Neira di Maluku banyak menyimpan bangunan heritage yang bersejarah dengan arsitektur megah. Selain Benteng Belgica, ada pula bangunan Istana Mini Banda yang menarik Sobat Turisian datangi saat liburan di Pulau Banda tersebut.
Istana Mini Banda merupakan peninggalan VOC Belanda yang dibangun ada 1622. Letaknya pun tak jauh dari bangunan Benteng Belgica dan Pantai Tita Baru, hanya berjarak kurang lebih 500 meter sebelah utara. Tepatnya berada di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Jadi Sobat Turisian bisa sekalian berkunjung ke dua objek wisata tersebut saat berkunjung ke tempat ini.
Pada awal pembangunannya, istana ini menjadi tempat tinggal Gubernur VOC serta kontroleur. Selain itu juga berfungsi untuk tempat penyimpanan rempah-rempah.
Aristektur bangunan heritage ini cukup megah bergaya Eropa. Hal tersebut tampak dari penggunaan lantainya yang memakai marmer, terakota, serta batu alam. Dengan pagar tembok berukuran 85 m x 90 m mengelilinginya. Secara garis besar bangunannya terbagi menjadi dua, yaitu induk dan sayap.
Bangunan Induk Istana Mini Banda
Bangunan induk istana terbagi lagi menjadi tiga bagian, meliputi bagian depan, tengah, dan belakang. Bagian depan berbentuk seperti teras terbuka yang posisinya agak tinggi. Terdapat empat tiang semu dan empat tiang utama bergaya Eropa lama yang menyangga bagian atap. Kedelapan tiang ini memiliki garis tengah sekitar 75 cm.
Kemudian pada bagian teras depan terdapat tangga pendek yang menghubungkan halaman dengan teras. Di kiri dan kanan tangga ada meriam kecil. Di ujung kiri dan kanan itu pun terdapat sebuah ruang semu serta dua jendela berukuran 175 x 131 cm.
Baca juga: Benteng Belgica Berdiri Megah di Tanah Maluku Sejak Abad 16
Sementara pintu masuk utama menuju bangunan berbentuk kupu tarung yang diapit oleh masing-masing tiga jendela di samping kiri dan kanannya. Berlanjut ke bagian tengah bangunan induk, Sobat Turisian akan menemukan dua kamar di samping kiri dan kanan. Dengan ukuran kamar sama, yakni sekitar 5,90 m x 7,40 m.
Hal menarik lainnya, di salah satu jendela kaca bagian tengah bangunan utama yang menghadap ke halaman, terdapat goresan tulisan berbahasa Perancis. Ditulis oleh Charles Rumpley pada 1 September 1831. Konon, tulisan tersebut merupakan curahan hatinya sebelum memutuskan untuk bunuh diri.
Sosok Charles Rumpley sendiri dibahas dalam buku “Ring of Fire: An Indonesian Odyssey” karya Lawrence Blair dan Lorne Blair. Ia merupakan seorang Gubernur Perancis terakhir yang ditugaskan di pulau tersebut.
Bergeser lagi ke bagian belakang bangunan induk, Sobat Turisian bisa melihat ruang makan di tengah-tengah berukuran 6,60 m x 9,30 m. Pada kedua sisinya, tampak kamar tidur tambahan yang masing-masing berukuran 7,50 m x 4,10 m.
Di situ pun ada teras dengan deretan pintu model kupu tarung, seperti pintu yang terdapat di bagian teras depan, serta halaman yang luas. Di halaman ini ada sumur serta patung setengah badan Raja Willem III yang terbuat dari perunggu.
Bangunan Sayap Istana Mini Banda
Sementara untuk bangunan sayap istana, desainnya memanjang dengan ukuran 27,5 m x 89 m. Terdiri dari beberapa ruangan, antara lain gudang, ruang I, ruang II, ruang III, dan ruang IV.
Di samping memiliki bangunan induk dan bangunan sayap, Istana Mini Banda juga memiliki dermaga. Bentuknya segi delapan dengan ukuran tinggi 70 cm. Dermaga tersebut merupakan fasilitas untuk tempat bersandarnya kapal-kapal dari tamu Gubernur VOC serta kapal milik VOC. Letaknya di pesisir selatan Pulau Banda Neira, tepat di depan bangunan istana yang berjarak sekira 150 m.
Baca juga: Wisata ke Pantai Ngurbloat Maluku, Pantai dengan Pasir Terhalus di Asia
Nah jika penasaran ingin tahu lebih banyak, Sobat Turisian wajib datang langsung ke istana ini. Sekali-kali berwisata sambil menambah wawasan tentang peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.*
Sumber: Kemdikbud