TURISIAN.com– Pantai Batu Hiu Pangandaran, destinasi yang kerap kali dijuluki sebagai Tanah Lot-nya warga Jawa Barat ini tidak hanya menyuguhkan panorama alam seperti laut dan tebing-tebing cadasnya.
Kekayaan bahari juga menjadi daya tarik tersendiri dari Pangandaran, salah satunya adalah ragam satwa seperti penyu.
Di Pangandaran, traveller juga bisa bertandang ke rumah para penyu yang berlokasi tepat di Batu Hiu.
Terdapat balai konservasi penyu yang juga biasa digunakan sebagai wisata edukasi penangkaran penyu di sini.
Jika sobat traveller berwisata ke Pangandaran, maka jangan lupa bertandang ke sini untuk mendapatkan informasi seputar kehidupan penyu ataupun hanya sekedar bercengkrama dengan biota laut menggemaskan yang dikenal memiliki umur panjang tersebut.
Baca juga: Nggak Melulu Pantai, 6 Destinasi Wisata Alam Pangandaran ini Juga Menarik untuk Dikunjungi
Berjarak kurang lebih 17 Kilometer dari Tugu Marlin Pangandaran, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dan masih berada di dalam kawasan wisata Batu Hiu di arah Barat tepatnya.
Balai konservasi ini merupakan rumah dari beragam spesies penyu yang dikelola oleh Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) yang berada di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.
Penyu sendiri merupakan satwa migran yang kerap berpindah dalam jarak ribuan kilometer dari daerah tempatnya mencari makan dan tempatnya bertelur.
Dengan demikian, tidaklah mengherankan apabila populasi penyu juga tersebar di hampir seluruh samudera di dunia.
Namun, apakah kamu tahu bahwa saat ini hanya tersisa tujuh jenis penyu yang masih hidup bertahan?
Diantaranya adalah, penyu hijau (Chelonia mydas), penyu kemp’s ridley (Lepidochelys kempii), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea, penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus) dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Nah, lima dari ketujuh spesies tersebut masih bisa kamu jumpai di penangkaran penyu Batu Hiu.
Cobalah menjajal pengalaman seru dengan bercengkrama lebih dekat dengan biota laut yang satu ini.
Wisatawan diperbolehkan untuk mengelus, memberi makan serta berphoto bersama para penyu di pusat konservasi tersebut.
Baca juga: Rasakan Sensasi Berbeda di 4 Wisata Susur Gua Paling Ngehits Di Jabar Ini
Mulailah mengenal lebih dekat cara hidup dari penyu-penyu menggemaskan ini, seperti kebiasaan, cara bertahan hidup, reproduksi serta hal lainnya.
Apabila sedang beruntung, sobat traveller bahkan bisa berpartisipasi dalam proses pelepasan tukik atau anak penyu ke lautan, bersama dengan para pengelola dari konservasi.
Hal lainnya yang patut dipuji adalah, masyarakat setempat juga bersama-sama merawat penyu yang ada di sini.
Bahkan, untuk memasuki kawasan konservasi ini, pengunjung tidak dipungut biaya sepeser pun, kendati demikian pengunjung bisa turut membantu memberikan sumbangan seikhlasnya melalui kotak perawatan yang tersedia.
Tentunya, uang yang terkumpul seluruhnya diperuntukkan guna keperluan perawatan seluruh penyu yang ada di pusat konservasi.
Sebagai informasi tambahan, penyu sendiri merupakan salah satu biota laut purba yang sudah ada sejak akhir zaman Jura sekitar 145 – 208 juta tahun yang lalu.
Maka, bisa dikatakan bahwa penyu sendiri sudah ada sejak jaman dinosaurus.
Hewan yang hidup di dua alam ini memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki untuk mendayung, tungkai ini juga memberinya ketangkasan ketika berenang di dalam air.
Siklus reproduksi dari seekor penyu sangatlah beragam, mereka bisa bertelur mulai dari 2 hingga 8 tahun sekali.
Dengan demikian, tidak banyak regenerasi yang bisa dihasilkan dari seekor penyu betina, dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya sekitar belasan tukik saja yang berhasil bertahan sampai ke laut dan kemudian tumbuh menjadi penyu dewasa.
Maka, di sinilah peran penting dari para pengelola di pusat konservasi yang ada guna melindungi populasi penyu yang kian hari kian menurun jumlahnya.
Jadi, setelah berkenalan lebih jauh, tidak ada salahnya berwisata menikmati alam sambil turut melestarikan keberlangsungan hidup dari biota laut dari jaman purba ini. ***