Lombok Utara – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan visitasi ke Desa Wisata Senaru di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dalam rangkaian visitasi 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Dalam kesempatan itu Menparekraf Sandiaga Uno memberikan dukungan dari Kemenparekraf/Baparekraf berupa kelengkapan dan peralatan _homestay_ guna memperkuat amenitas di Desa Wisata Senaru. Sehingga nantinya diharapkan dapat menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Senaru.
Sebelumnya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, telah memfasilitasi pembangunan enam unit homestay di Desa Wisata Senaru.
“Ini adalah bantuan yang merupakan langkah kolaborasi lintas sektor. Kementerian Desa sebelumnya telah membangun enam unit _homestay_, dan Kemenparekraf menambahkan kelengkapan berupa enam set tempat tidur, linen, dan semua yang berkaitan dengan kelengkapan homestay. Harapannya _homestay_ ini bisa langsung dipasarkan dan langsung dipakai wisatawan yang datang di sela-sela kegiatan World Superbike minggu depan di Mandalika,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Desa Wisata Senaru selama ini memang sudah dikenal banyak wisatawan, khususnya para pecinta wisata alam yang mendaki ke Gunung Rinjani. Biasanya wisatawan memulai pendakian dari Sembalun, Lombok Timur, dan turun melalui Desa Senaru. Banyak wisatawan memilih jalur ini karena sebelum tiba di Desa Senaru, mereka akan disuguhkan dengan keindahan Danau Segara Anak.
Desa Wisata Senaru juga dikenal akan keindahan alamnya. Yakni terdapat beberapa air terjun dengan aliran air yang indah juga jernih. Pertama adalah Air Terjun Sendang Gile. Berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Air Terjun Sendang Gile memiliki ketinggian 31 meter. Air di Sendang Gile ini berasal dari mata Air Rinjani.
Berdekatan dengan Air Terjun Sendang Gile, terdapat air terjun lainnya dengan pemandangan yang menyegarkan mata. Yakni Air Terjun Tiu Kelep yang memiliki ketinggian 42 meter, yang berada di tengah-tengah rerimbunan pohon.
Desa Wisata Senaru juga kaya akan seni dan budaya. Seperti Cupak Gerantang, tarian yang mendeskripsikan sifat-sifat manusia yang dilambangkan dengan dua penari. Satu memakai topeng simbol sifat buruk, dan seorang lagi sebagai simbol sifat baik yang diiringi permainan musik tradisional. Selain itu Suling Mandewa, yakni seni tari yang diiringi harmonisasi permainan suling.
Juga ada Tari Bisok Menik, yakni tari mencuci beras. Dalam kesempatannya ke Desa Wisata Senaru, Menparekraf Sandiaga disuguhkan ragam tarian tersebut.
Daya tarik lainnya dari Desa Wisata Senaru adalah keberadaan Kampung Tradisional Senaru yang merupakan salah satu rumah adat tertua di Lombok. Terdapat 24 rumah tradisional yang terbuat dari atap rumbia, pagar bedek, dan beralaskan tanah liat.
Terdapat dua tipe bangunan, yakni yang terdiri dari empat tiang atau enam tiang. Namun dari dua bangunan tersebut, masing-masing terdapat ciri khas adanya berugaq atau gazebo. Fungsi bagian tersebut adalah sebagai tempat menerima tamu.
Mengunjungi kampung adat ini, wisatawan dapat melihat lebih dekat kehidupan sehari-hari masyarakat dimana kehidupannya serba tradisional.
Melengkapi potensi yang ada, Desa Wisata Senaru juga menawarkan agrowisata yakni paket wisata menelusuri kebun kopi. Selain sebagai tempat wisata, kebun kopi di dalamnya juga kerap dijadikan sebagai lokasi penelitian.
Desa Wisata Senaru kaya akan produk ekonomi kreatif. Kuliner misalnya, terdapat sayur ares, yakni sejenis kari dari olahan batang pisang muda menggunakan santan, kopi robusta, kacang mete, keripik tempe, pencok, sayur komak, kelor, cokelat, durian, pisang dan olahannya, alpukat, serta jamur dan olahannya. Juga ada kerajinan akar kayu di subsektor kriya, dan kain tenun untuk fesyen.
Menparekraf Sandiaga mengapresiasi keberadaan _woman guide_ sebagai bagian pemberdayaan masyarakat. Hingga saat ini sudah terdapat 70 pemandu yang tergabung dalam komunitas _woman guide_ Desa Wisata Senaru.
“Saya sudah berdiskusi dengan Pak Bupati bahwa akan bangun jejaring desa wisata yang akan menjadi bagian dari peta perjalanan pariwisata di Lombok Utara, dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Karena akan ada banyak kegiatan event di Mandalika yang akan mendatangkan wisatawan,” kata Sandiaga.
Bupati Lombok Utara, Djohan Sjamsu, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Menparekraf dan penetapan Desa Wisata Senaru yang masuk dalam 50 besar ADWI 2021.
“Harapan kita bersama, dengan selesainya pandemi COVID-19 seluruh kegiatan wisata bisa bangkit untuk bangun diri dan daerah kita,” kata Djohan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Lombok Utara, Dany Carter Ridawan; Kadispar Provinsi NTB, Yusron Hadi; serta jajaran Forkopimda Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.
Sementara mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno, Staf Khusus Menparekraf Bidang Akuntabilitas, Pengawasan dan Reformasi Birokrasi Kemenparekraf/Baparekraf, Irjen Pol. Krisnandi; Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua; serta Direktur Poltekpar Lombok, Herry Rachmat Widjaja.