MATARAM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus mendorong agar kabupaten/kota di seluruh Indonesia memiliki subsektor ekonomi unggulan. Dalam kerangka hal tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf menggelar Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (4/10/2021).
Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto yang hadir mewakili Deputi Bidang Pengembagan Destinasi dan Infrastruktur, Vinsensius Jemadu menjelaskan, kegiatan workshop ini merupakan bagian dari strategi pengembangan kreatif Indonesia.
“Ini juga merupakan program strategis yang dikawal dan diakselarasi oleh Kemenparekraf/Baparekraf.
Kenapa kegiatan ini strategis, karena sesuai dengan amanah regulasi yang ada, mulai dari inpres Tahun 2019 sampai ada RPPS-nya, RPJM-nya dan lain sebagainya,” kata Hariyanto.
Dikatakannya, kegitan pembangunan daerah ekonomi kreatif Indonesia harus menunjukkan eksistensi dan output yang konkret. “Apa itu output yang konkret?Yaitu setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia harus didorong untuk memiliki subsektor ekonomi kreatif unggulan,” katanya.
Melalui workshop ini, segala potensi yang ada akan dikemas sedemikian rupa, sehingga dapat eksis dan tumbuh berkembang, termasuk dalam kondisi pandemi dan pascapandemi.
Ia berharap hal itu dapat betul-betul menggerakkan ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif di Mataram, sehingga lebih kongkret dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Nantinya mereka yang sudah mengikuti workshop akan kami masukkan database sebagai pelaku ekonomi kreatif dan pelaku usaha UMKM yang ada di Kota Mataram. Data-data itu kami pastikan akan kami maintenance dan nantinya menjadi bagian konten dari website kota kreatif Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, juga akan dihubungkan dengan para pihak yang berkepentingan, terutama di bidang pengembangan fasilitasi akses pembiayaan untuk mendapatkan akses permodalan.
Untuk mengatasi persoalan klasik permodalan, Hariyanto mengaku telah bekerjasama dengan PMN. “Bagi yang sudah bankabel akan dikembangkan lebih lanjut melalui kerja sama Kemenparekraf dengan Bank rakyat Indonesia (BRI),” tutur dia.
Yang teranyar, Hariyanto menjelaskan jika mereka diarahkan untuk melakukan kolaborasi dan sinergitas dengan APBI. “Jadi bekerjasama dengan asosiasi perbelanjaan yang ada di mal-mal yang ada di kota besar pada saatnya nanti. Itulah upaya upaya kami lakukan,” ujarnya.
Wali Kota Mataram yang diwakili Asisten Daerah I, Lalu Martawang memaparkan, di Kota Mataram potensi ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan antara lain dari bidang kriya. “Kemudian subsektor kuliner, musik dan seterusnya, sehingga melalui pengembangan kota kreatif inilah unggulan menjadi subsektor menjadi penggalang, pendorong sub-subsektor yang lainnya,” tutur dia.
Dengan begitu, ia optimistis hal tersebut akan menggerakkan sektor perekonomian lainnya yang ada di Kota Mataram. “Sehingga semua potensi ekonomi kreatifnya bergerak yang akan berdampak positif pada perekonomian di Kota Mataram dan sekitarnya,” harap dia.(***)