Arus Pelancong Asing Tembus 12,76 Juta, Dominasi Malaysia di Garis Depan

Arus pelancong asing
Para wisatawan asing sedang menikmati sunset di Pulau Dewata, Bali. (Foto: Dok.Unsplash.com)

TURISIAN.com – Arus pelancong asing ke Indonesia masih deras mengalir hingga penghujung 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) data terbaru.

Dalam rilis resminya mengenai Perkembangan Pariwisata Oktober 2025, Rabu, 3 Desember 2025, mencatat sebanyak 12.759.172 wisatawan mancanegara masuk ke Tanah Air. Angka ini merupakan update sepanjang Januari hingga Oktober tahun ini.

Angka itu melesat 10,32 persen dibanding periode yang sama tahun lalu—sebuah kenaikan yang menegaskan pulihnya mesin pariwisata nasional.

Kendati demikian, pada Oktober 2025 laju wisman sedikit melambat. Jumlah kunjungan tercatat 1.327.517, turun 4,83 persen dibanding September.

Namun secara tahunan masih menunjukkan tren positif, tumbuh 11,19 persen dibanding Oktober 2024.

Malaysia kembali menjadi penyumbang terbesar, dengan sekitar 227.500 kunjungan atau 17,13 persen dari total kedatangan bulan itu.

Di belakangnya, Australia mengirim 158.600 pelancong (11,9 persen), disusul Singapura sebanyak 125.100 (9,4 persen), Tiongkok 117.300 (8,8 persen), dan Timor Leste 86.800 (6,5 persen)

. Arus masuk wisatawan terasa dalam kegiatan publik, seperti turis asing yang tampak berburu kuliner lokal pada Festival Kuliner dan Sentra Industri di Cihampelas Walk, Bandung.

BPS mencatat moda udara masih menjadi jalur favorit wisatawan, dengan porsi 81,23 persen dari keseluruhan kedatangan.

Sisanya melalui jalur laut (15,37 persen) dan darat (3,41 persen). Dua bandara internasional utama—I Gusti Ngurah Rai di Bali dan Soekarno-Hatta di Banten—menopang mayoritas kedatangan lewat udara.

Mampu menyumbang 89,06 persen atau 849.810 kunjungan.

Sementara itu, untuk jalur laut, Pelabuhan Batam dan Tanjung Uban di Kepulauan Riau menjaga posisinya sebagai gerbang utama, menyerap 88,67 persen atau sekitar 160.070 kedatangan.

Adapun jalur darat didominasi Atambua (Nusa Tenggara Timur), Lintas Batas Jayapura (Papua), dan Entikong (Kalimantan Barat) yang secara kolektif menyumbang 89,55 persen atau 35.830 kunjungan.

Laporan BPS ini menegaskan bahwa mesin pariwisata Indonesia kembali bergerak kencang, meski fluktuasi bulanan masih mewarnai.

Dengan sisa dua bulan di kalender 2025, industri ini tampaknya bersiap menutup tahun dengan catatan menguat. ***

Pos terkait