TURISIAN.com — Sejak pukul tujuh pagi, arus manusia mulai mengalir ke kawasan Jalan Asia Afrika. Udara pagi yang sejuk berubah riuh oleh langkah kaki dan suara tawa warga yang datang dari berbagai penjuru Bandung Raya, bahkan luar kota.
Mereka datang membawa kamera, bendera kecil, dan semangat yang sama: menyaksikan kemeriahan Asia Africa Festival 2025.
Festival budaya tahunan yang menjadi ikon Kota Bandung itu kembali digelar dengan semarak. Karnaval budaya dari negara-negara Asia dan Afrika berpadu dengan penampilan daerah-daerah di Jawa Barat.
Sementara itu kostum berwarna mencolok, iringan musik perkusi, dan tarian tradisional menambah warna di sepanjang jalan bersejarah itu.
“Keliatannya di Tiktok ramai, jadi pesaran kita datang kesini, ” ungkap Mirna (35) warga Cimahi yang ditemui Turisian.com, Sabtu pagi 18 Oktober 2025 di dekat Hotel Savoy Homann, Kota Bandung.
Ia datang bersama anaknya dan mengaku rela izin kerja demi bisa menonton parade yang dulu sempat ia saksikan bertahun lalu.
“Seharusnya hari ini saya masuk kerja ya, tapi anak saya pengen banget lihat arak-arak festival ini,” ungkapnya.
Sementara di tepi trotoar, anak-anak duduk antusias menanti dimulainya parade.
Sedangkan petugas dari Dinas Perhubungan dan Satpol PP juga berjaga di berbagai titik. Mereka mengatur lalu lintas dan memastikan jalannya acara tetap tertib.
Suasana berubah semakin meriah ketika iring-iringan karnaval mulai bergerak. Dentuman musik, lenggak-lenggok penari. Dan tepuk tangan penonton berpadu menjadi harmoni yang mencerminkan semangat kebersamaan.
Festival ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Konferensi Asia Afrika, yang sejak lama menjadi simbol solidaritas antarbangsa.
Begitu pun lewat panggung budaya ini, Bandung kembali menunjukkan perannya sebagai kota yang menautkan sejarah, tradisi, dan semangat persahabatan dunia. ***