Henry Husada Apresiasi 100 Tahun Abah Landoeng, Inspirasi Hidup dan Warisan Sejarah

100 tahun abah landoeng
Henry Husada mendampingi Danpussenif Letjen TNI Iwan Setiawan saat memberikan keterangan kepada awak media usai acara Ultah ke-100 Abah Landoeng, Sabtu 12 Juli 2025. (Foto: Turisian.com/Ist)

TURISIAN.com  – Momen langka dan sarat makna tersaji dalam acara syukuran 100 Abah Landoeng, Sabtu 12 Juli 2025.

Sykuran yang berlangsung di Lapangan Tenis Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), Kota Bandung tersebut dihadiri berbagai tokoh lintas institusi dan generasi.

Ini menjadi bukti betapa besar pengaruh dan jejak kehidupan Abah Landoeng sebagai sosok pejuang, pendidik, sekaligus penjaga nilai-nilai kebangsaan.

Salah satu yang hadir dan memberikan apresiasi khusus adalah Founder Kagum Group, Henry Husada.

Menurutnya, capaian usia satu abad bukan hanya pencapaian pribadi, melainkan warisan hidup yang dapat menjadi inspirasi nasional.

“Ini bukan sekadar ulang tahun. Ini tonggak sejarah. Usia Abah Landoeng yang menapak satu abad adalah anugerah luar biasa,” kata Henry yang ditemui Turisian.com, usai acara.

Dikatakan Henry, syukuran kelahiran Abah Landoeng sekaligus pengingat bagi kita semua,terutama generasi muda bahwa semangat hidup yang gigih bisa menjadi kontribusi besar bagi kemajuan bangsa.

Henry menyebut Abah Landoeng sebagai simbol ketahanan jiwa dan semangat kebangsaan yang langka.

Di tengah era yang bergerak cepat dan serba digital, figur seperti Abah Landoeng adalah jembatan hidup yang menghubungkan nilai-nilai perjuangan masa lalu dengan tantangan zaman kini.

BACA JUGA: Masyarakat Diminta Tetap Tenang Terkait Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung Gede

Bukan Sekedar Mengejar Impian

“Anak-anak muda perlu belajar dari Abah. Bahwa hidup ini bukan sekadar tentang mengejar impian pribadi. Tapi juga tentang bagaimana kita memberi warna bagi sejarah bangsa,” kata Henry.

Sementara itu, acara syukuran yang berlangsung khidmat dan penuh rasa kekeluargaan ini juga dihadiri oleh Danpussenif Letjen TNI Iwan Setiawan  yang sekaligus menjadi tuan rumah.

Dalam sambutannya, Letjen Iwan menyampaikan rasa syukur atas karunia panjang umur yang dianugerahkan kepada Abah Landoeng.

“Selamat ulang tahun yang ke-100 untuk Abah Landoeng. Semoga selalu diberi kesehatan dan umur yang barokah,” ujarnya.

Selain jajaran Pussenif, keluarga besar Abah Landoeng juga tampak hadir. Ada juga perwakilan Kodiklatad, Jurnalis Bela Negara (JBN), Kawargian Abah Alam (KAA), serta para mitra dan jurnalis yang selama ini turut mendampingi perjalanan hidup Abah.

Sebagai tokoh sepuh yang pernah mengabdikan diri sebagai guru pada periode 1956–1966, dan sebelumnya terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan, Abah Landoeng bukanlah sekadar saksi sejarah. Ia adalah bagian dari sejarah itu sendiri.

Perayaan 100 tahun Abah Landoeng menjadi momen refleksi tentang waktu, keteladanan, dan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur kebangsaan di tengah perubahan zaman.

Sebuah penghormatan yang tak hanya merayakan usia, tetapi juga merayakan makna hidup dalam bingkai Indonesia merdeka. ***

Pos terkait