Ajang Borobudur Marathon 2025 Siapkan 10.500 Kuota bagi Pelari

Borobudur Marathon 2025
Ilustrasi para perlari Borobudur Marathon 2024 saat mengambil start. (Instagram/@borobudur.marathon)

TURISIAN.com – Ajang lari tahunan Borobudur Marathon 2025 kembali digelar. Tahun ini, event yang menjadi magnet bagi pelari nasional dan internasional itu akan berlangsung pada 16 November 2025 di pelataran megah Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Mengusung tema “Stride to Glory”, Borobudur Marathon 2025 menyiapkan 10.500 kuota peserta untuk tiga kategori lomba, yakni  10K, half marathon, dan marathon.

Sementara tahun ini, untuk pertama kalinya, Borobudur Marathon menyandang status Elite Label dari World Athletics. Menjadikannya bagian dari sirkuit lomba lari kelas dunia.

Konsekuensinya, panitia wajib memastikan jarak tempuh kategori marathon benar-benar 42,195 kilometer.

Tak hanya itu, panitia juga mesti mengundang sedikitnya lima pelari pria dan lima pelari wanita. Mereka akan melewati  waktu tempuh sesuai standar internasional yaitu 2 jam 12 menit untuk pria dan 2 jam 31 menit untuk wanita.

“Kami melakukan penyesuaian rute agar kenyamanan peserta meningkat dan menghindari penumpukan pelari lintas kategori,” kata Andreas Kansil, Direktur Borobudur Marathon 2025.

Selain sebagai ajang sport performance, Borobudur Marathon juga menjadi pengungkit ekonomi lewat sektor sport tourism.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan pentingnya wisata sebagai pintu masuk pertumbuhan konsumsi masyarakat.

“Ekonomi Jawa Tengah sangat ditopang konsumsi. Wisata bisa jadi pemicunya,” ujarnya.

Sedangkan tahun ini  ruang promosi untuk UMKM pun diperluas melalui program Borobudur Pawone. Dari yang sebelumnya hanya mencakup Magelang. Maka, kini melibatkan pelaku usaha dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah.

Dengan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Bank Jateng, Yayasan Borobudur Marathon. Dan Harian Kompas, Borobudur Marathon 2025 tak hanya menjadi arena kompetisi. Tetapi juga perayaan kolaborasi, ekonomi lokal, dan kemasyhuran budaya. ***

Pos terkait