TURISIAN.com – Tur ekspedisi kini kian diminati, melampaui daya tarik liburan konvensional. Bukan sekadar tempat untuk bersantai atau berfoto.
Namun, wisata ini menawarkan sensasi petualangan yang menggabungkan ilmu pengetahuan, alam, dan pengalaman langsung.
Bagi pelancong yang haus akan pengetahuan dan kepedulian lingkungan, tur ekspedisi memberi makna lebih dari sekadar liburan.
Sementara itu, lewat program seperti New Scientist Discovery Tours, pelancong diajak mengeksplorasi situs ilmiah.
Mulai dari laboratorium CERN di Swiss hingga wilayah kutub Svalbard, dipandu oleh para pakar seperti fisikawan dan ahli biologi.
BACA JUGA: Tim Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara Kali Ini Memilih Belitung, Ini Alasannya
Wisatawan Berperan Aktif
Konsep ini memungkinkan wisatawan berperan aktif dalam ilmu pengetahuan. Bahkan terlibat dalam proyek sains warga seperti survei biodiversitas atau pengamatan burung internasional.
Namun, sensasi semacam ini bukan tanpa tantangan. Dalam ekspedisi Islandia bersama Aurora Expeditions, seorang reporter USA Today mengisahkan perjuangannya melawan udara dingin dan cuaca ekstrem.
Meski melelahkan, pengalaman tersebut memberinya perspektif baru tentang betapa kecilnya manusia di hadapan alam yang luas.
Sedangkan, bagi banyak pelancong, tur ekspedisi adalah jalan menuju transformasi pribadi.
Megan Epler Wood, pakar pariwisata berkelanjutan di Cornell University, menilai bahwa elemen sains warga dalam tur semacam ini mampu menyadarkan masyarakat. Yakni, tentang isu konservasi, sesuatu yang tak bisa dicapai oleh liburan biasa.
Kendati demikian, ekspedisi semacam ini tidak lepas dari kritik.
Elina Hutton, peneliti pariwisata iklim dari University of Lapland, mengingatkan bahwa kegiatan ekspedisi yang bersifat massal bisa saja meninggalkan dampak negatif bagi lingkungan.
Namun, bagi banyak pelancong, pengalaman unik serta pemahaman mendalam tentang alam menjadi daya tarik yang sulit ditolak.
Di tengah meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan. Tren tur ekspedisi diprediksi bakal terus berkembang, menggantikan liburan tradisional yang kian terasa monoton. **