TURISIAN.com – Windy Prihastari Harisson, Penjabat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kalimantan Barat menerima tawaran kolaborasi dengan Malaysia.
Kali ini bekerja sama Lembaga Pembangunan Seni Visual Negara Malaysia menghadirkan ajang bergengsi Borneo Fashion Week (BFW).
Event yang akan digelar di Pontianak itua menjadi panggung bagi kain tenun khas Kalimantan Barat untuk melenggang ke kancah internasional.
Dalam kunjungan sejumlah desainer asal Malaysia bersama Lembaga Pembangunan Seni Visual Negara Malaysia ke Pontianak, Rabu 14 Agustus 2024, Windy mengungkapkan rasa terima kasih.
BACA JUGA: Pulau Kalimantan Menyimpan Jejak Budaya yang Menakjubkan, Apa Saja?
Sekaligus ia menyampaikan penghargaan atas inisiatif kolaborasi ini.
“Kehadiran mereka terkait rencana pelaksanaan BFW yang bertujuan mempromosikan kain tenun Kalbar di mata dunia. Kami menyambut baik ajakan ini dan berterima kasih atas kunjungan mereka,” ujarnya.
Kerajinan dan Wastra
Windy menjelaskan bahwa kolaborasi ini akan terfokus pada kerajinan dan wastra. Di mana Dekranasda Kalbar diminta untuk membantu membranding hasil desain bersama yang akan dipamerkan di Pontianak.
Sementara itu, potensi wastra Kalimantan Barat memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Terutama, dari ibu kota provinsi hingga ke daerah pedalaman. Mulai dari tenun ikat, songket Sambas, hingga kain motif insang.
BACA JUGA: Mengunjungi Masjid Batu, Wisata Religi yang Banyak Didatangi Wisatawan
“Wastra bukan sekadar kain tradisional, tetapi warisan budaya dengan nilai sejarah dan simbolisme yang mendalam,” tutur Windy.
Sedangkan, contoh terbaru adalah tenun ikat Sintang yang menjadi sorotan nasional. Tepatnya, saat dikenakan oleh Presiden Joko Widodo dan para delegasi Forum Air Sedunia di Bali, Mei 2024.
Dengan kolaborasi ini, Windy berharap kain tenun Kalimantan Barat dapat semakin dikenal luas dan dihargai di tingkat internasional.
Ia optimistis bahwa ajang BFW akan menjadi lebih dari sekadar promosi budaya. ni juga akan membuka peluang ekonomi bagi para perajin lokal dan mengangkat pariwisata di Kalimantan Barat.
“Melalui kolaborasi ini, kami berharap wastra Kalimantan Barat tak hanya dikenal luas. Tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Serta menjaga warisan budaya kita tetap hidup,” tutup Windy. ***