TURISIAN.com — Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mendukung jika Pasar Seni ITB digelar secara rutin setiap tahun.
Dukungan itu ia sampaikan saat menghadiri pembukaan Pasar Seni ITB 2025 di Kampus Institut Teknologi Bandung, Minggu, 19 Oktober 2025.
Dalam sambutannya, Farhan memuji langkah Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) yang kembali menghidupkan Pasar Seni setelah jeda 11 tahun.
“Terima kasih kepada ITB, khususnya FSRD, yang telah memberikan kesempatan bagi Kota Bandung menjadi tuan rumah the biggest homecoming of ITB alumni in Indonesia,” ujar Farhan.
Ia berharap, kegiatan seni dua tahunan legendaris itu bisa kembali menjadi agenda tetap Kota Bandung.
“Cukup diselenggarakan setahun sekali agar tetap menjadi momen yang istimewa,” katanya.
Farhan juga mengajak warga untuk menikmati berbagai suguhan seni dan kreativitas yang dihadirkan di Pasar Seni ITB 2025.
“Selamat berhari Minggu, dan selamat menikmati Pasar Seni ITB,” ujarnya menutup sambutan.
Sementara itu, Rektor ITB Prof Tatacipta Dirgantara, menegaskan bahwa event ini bukan sekadar festival. Melainkan representasi dari denyut kebudayaan yang terus hidup di tengah kampus dan masyarakat.
“Seni, ITB, dan masyarakat bersatu melalui keberanian dan kejujuran berekspresi. Semoga seni tidak hanya menghibur. Tetapi juga menyadarkan dan menyemai kembali nilai kemanusiaan di tengah kehidupan modern,” kata Tata.
BACA JUGA: Pasar Seni ITB 2025, Dunia Nyata dan Digital yang Kian Lekat, Catat Jadwalnya
200 Ribu Peserta
Mengusung tema “Setakat Lekat”, kegiatan tahun ini menyoroti keterhubungan antara manusia, teknologi, dan kemanusiaan.
Gelaran tersebut menghadirkan tiga panggung utama, lima wahana, lebih dari 200 stan, serta lebih dari 100 komunitas seni.
Hingga sehari sebelum pembukaan, tercatat lebih dari 200 ribu orang mendaftar untuk hadir.
Dari catatan panitia, acara juga diisi dengan berbagai kegiatan kolaboratif dan lomba kreatif.
Di antaranya Lomba Kereta Peti Sabun (LKPS) XII bersama Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) yang diikuti lebih dari 100 peserta dari Bandung, Subang, hingga Jakarta.
Ada pula lomba ilustrasi hasil kolaborasi dengan Bank Indonesia sebagai co-host, diikuti sekitar 90 peserta dari berbagai daerah, termasuk peserta difabel yang menampilkan karya terbaiknya.
Rangkaian acara turut diramaikan dengan talkshow “Digitalk Lapis Legit: Bedah Lapisan Realita”. Dimana pada sesi ini membahas persilangan dunia nyata dan dunia maya. Serta penampilan musik dari ITB Jazz, Anna Bella Surbakti, Bandos, Digiband, Tataloe, hingga tari jaipong. ***