TURISIAN.com – Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat yang karib disapa KDM, hadir di Universitas Indonesia (UI) dengan pesan tegas, jangan pisahkan pembangunan dari budaya.
Dalam kuliah umum di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Selasa 17 Mei 2025, ia menegaskan bahwa setiap kebijakan pembangunan di Jawa Barat harus selaras dengan karakter lokal.
Budaya sebagai Fondasi
Di hadapan ratusan mahasiswa dan akademisi, KDM menekankan bahwa kebudayaan bukan sekadar simbol, melainkan kerangka kerja pembangunan.
“Transportasi publik, misalnya, harus mencerminkan semangat gotong royong,” ujarnya.
“Kota dan desa pun butuh pendekatan berbeda—komunitas urban bergerak kolektif, sementara desa bertumpu pada sistem padukuhan,” sambungnya.
BACA JUGA: Festival Musik Jazz Goes to Campus Meriah, Begini Respon Penonton
Hijau yang Membahagiakan
Ia juga menyoroti pentingnya ruang terbuka hijau (RTH) sebagai penyeimbang kehidupan modern.
“Tata kota yang baik harus memberi akses pada alam,”katanya.
Menurutnya, masyarakat yang dekat dengan alam hidupnya lebih tenang.
UI, lanjutnya, adalah contoh ideal, sebuah kampus yang mampu tetap menjaga “paru-paru Depok”* yang masih mempertahankan hutannya.
Apresiasi untuk UI
KDM tak lupa memuji UI sebagai aset berharga bagi Depok.
“Bayangkan jika kampus ini hilang. Lahan hijau di kota ini akan semakin tergerus. Mahasiswa dan warga beruntung masih punya ruang untuk bernapas,” tandasnya.
Pidatonya di Universitas Indonesia berakhir dengan pesan, pembangunan tanpa budaya hanya akan melahirkan kota yang dingin.
“Kita butuh kebijakan yang manusiawi,” tegasnya ***