Gubernur KDM Dorong Optimalisasi BIJB Kertajati Lewat Embarkasi Haji dan Umroh

Gubernur KDM
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat menjadi pembicara di acara Regional Summit Jawa Barat bertema Investasi dan Pengembangan Berkelanjutan di Jantung Jawa Barat di Kompleks BIJB Kertajati, Kabupaten Majalengka, Senin 19 Mei 2025. (Foto: Dok Humas Jabar)

TURISIAN.com – Dalam sebuah pernyataan tegas, Gubernur KDM menyoroti mandeknya optimalisasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Bandara yang dibangun dengan investasi triliunan rupiah itu, menurut KDM, belum menunjukkan geliat sebagaimana yang diharapkan.

“Bandara ini harus hidup. Saat ini justru jadi beban kita,” ujarnya, saat hadir sebagai pembicara di acara detikcom Regional Summit Jawa Barat bertema Investasi dan Pengembangan Berkelanjutan di Jantung Jawa Barat di Kompleks BIJB Kertajati, Kabupaten Majalengka, Senin 19 Mei 2025.

Ia  menyebut keterlibatan sejumlah mitra seperti Bank Jateng dalam pengelolaan bandara tersebut, sehingga harus menjadi sebuah perhatian serius.

BACA JUGA: Fix, Bandara Kertajati Dipakai untuk Penerbangan Musim Haji dan Umrah

Sementara itu, KDM melihat celah strategis. Yakni, arus jemaah haji dan umroh dari Jawa Barat dan Jawa Tengah yang konsisten tinggi tiap tahun.

Sedangkan ia juga menilai, potensi itu bisa menjadi kunci untuk menghidupkan denyut BIJB.

“Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan adalah keberangkatan jemaah haji dan umroh,” katanya.

Ia mencatat bahwa Jawa Barat selalu mencatat jumlah jemaah yang signifikan tiap musim keberangkatan.

Tak berhenti di situ, Gubernur KDM juga mendorong pembangunan infrastruktur penunjang.

Artinya, bukan sekadar bandara, Kertajati ia dorong menjadi simpul ekonomi syariah berbasis haji dan umroh.

“Harus ada kenyamanan. Bangun penginapan jemaah di sekitar bandara. Hadirkan pasar oleh-oleh, pusat souvenir, dan produk khas haji,” ucapnya.

Menurutnya, revitalisasi BIJB tak bisa ditunda. Jika dikelola dengan cermat, Kertajati bisa menjelma menjadi pusat ekonomi baru di wilayah timur Jawa Barat. Bukan sekadar bangunan megah tanpa denyut. ***

Pos terkait