TURISIAN.com – Sebagai bagian dari rangkaian Festival Jeron Beteng, Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Pawai Ogoh-Ogoh dan Bergodo.
Acara yang berlangsung baru-baru ini merupakan kolaborasi anatara Dinas Pariwisata dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) DIY.
Termasuk bekerjsama dengan tiga Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Kadipaten, Patehan, dan Panembahan.
Pawai dimulai pukul 18.30 WIB dari halaman DPRD DIY, melintasi Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulyo dan berakhir di Taman Pintar.
Sebelum arak-arakan dimulai, sebuah pentas musik dari FH Band berhasil menghibur pengunjung.
Tiga bergodo dari masing-masing Pokdarwis ambil bagian dalam pawai ini.
Mereka adalah, Bergodo Jagabaya dari Kadipaten, Bergodo Gamelan dari Patehan, dan Bergodo Mangunnegaran dari Panembahan.
Mereka kompak tampil membawa nuansa tradisi Jawa yang kental. Masing-masing menampilkan performa di depan panggung kehormatan yang terletak di Pintu Barat Kompleks Kepatihan.
Sementara itu, empat Ogoh-Ogoh hasil rancangan PHDI DIY menjadi pusat perhatian dalam pawai malam itu.
BACA JUGA: Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XX Kembali ke Kampung Ketandan
Ogoh-ogoh Catur Netra menggambarkan kerakusan yang membelenggu jiwa manusia.
Subali mengangkat kisah perseteruan kakak-adik dalam epos Ramayana. Sebuah pelajaran tentang kejujuran dan persaudaraan.
Sedangkan Dadong Melik Durga menampilkan dilema moral antara kekuatan baik dan jahat.
Begitu pun , Sang Jagor Manik hadir sebagai refleksi terhadap penggunaan teknologi secara bijak. Dan pentingnya menjaga keseimbangan hidup berlandaskan nilai agama.
Tak hanya visual, iring-iringan juga akan disemarakkan oleh dua kelompok pengiring gamelan yang menambah unsur ritmis dalam perayaan budaya ini.
Festival Jeron Beteng bukan sekadar pesta seni. Ia menjadi ruang pertemuan antara tradisi lokal dan nilai spiritual, di tengah kota yang terus bergerak.
Pawai Ogoh-Ogoh dan Bergodo, tahun ini, menjadi cermin kekayaan budaya yang tetap bergema di Yogyakarta. ***