Fadli Zon Dorong Kolaborasi Riset Gunung Padang, Libatkan Ahli Internasional?

Situs Gunung Padang
Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (Instagram/@officialgunung.padang)

TURISIAN.com – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menilai perlu ada kolaborasi lintas lembaga untuk menggali lebih dalam misteri situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.

Tak hanya melibatkan peneliti dalam negeri, ia juga membuka peluang kerja sama dengan para ahli dari luar negeri.

Hal itu disampaikan Fadli saat membuka diskusi bertajuk Melihat Kembali Nilai-nilai Penting Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan, di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.

“Jika diperlukan, saya kira kita bisa mengundang atau mempersilakan ahli dari luar yang ingin melakukan riset terhadap situs megalitik tersebut,” ujar Fadli.

Gunung Padang dikenal sebagai salah satu situs megalitik terbesar di Indonesia. Punden berundak yang tersusun dari batuan besar ini menyimpan teka-teki peradaban masa lalu yang hingga kini belum terpecahkan.

Fadli mengakui bahwa belum ada kesimpulan pasti soal usia situs tersebut. Berbagai kajian yang telah dilakukan menghasilkan perbedaan pandangan. Ada yang menyebutnya berusia ratusan tahun, ribuan tahun, bahkan puluhan ribu tahun.

BACA JUGA: Situs Gunung Padang Cianjur Juara Toilet Umum Terbaik ADWI 2022

“Ini yang perlu kita dalami lebih lanjut agar informasi mengenai situs megalitik Gunung Padang semakin lengkap,” katanya.

Meski begitu, Fadli yakin Gunung Padang merupakan struktur buatan manusia. Susunan batuan yang membentuk punden berundak mengindikasikan adanya intervensi manusia pada masa lalu.

Sementara itu, penelitian yang lebih komprehensif, menurutnya, bisa memperkaya wawasan tentang jejak peradaban Nusantara di masa lampau.

Ia pun meyakini bahwa Indonesia merupakan rumah bagi peradaban tertua di dunia.

“Sebanyak 50-60 persen fosil Homo erectus yang ditemukan di dunia berasal dari Indonesia. Belum lagi lukisan-lukisan di dalam gua yang diperkirakan berusia 51.200 tahun,” ujarnya.

Gunung Padang pun kembali menjadi pusat perhatian, bukan hanya bagi para arkeolog, tetapi juga bagi mereka yang penasaran dengan asal-usul peradaban di Nusantara. ***

Pos terkait