Dorong Tata Kelola Ekraf, Deputi Kreativitas Fokus Royalti dan Pasar Film

Tata Kelola Ekraf
Perayaan Festival Film Bulanan (Fesbul) 2024 sebagai bentuk apresiasi atas karya-karya terbaik dari para sineas film pendek tanah air sepanjang tahun. (Foto: Dok.Kementerian Ekraf)

TURISIAN.com – Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu, bertekad memperkuat tata kelola ekraf (ekonomi kreatif).

Utamanya, yang berada di bawah naungan Kementerian Ekonomi Kreatif.

Ada sembilan dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang menjadi prioritas

Ke-9 Subsektor itu tersebut meliputi musik, film, animasi, video, televisi, radio, fotografi, penerbitan, dan periklanan.

“Kami akan melanjutkan inisiatif yang sudah berjalan agar target-target bisa tercapai,” ujar Agustini dalam acara pelantikan pejabat tinggi madya Kementerian Ekonomi Kreatif di Jakarta, kemarin.

Salah satu tugas besar yang menanti, menurut Agustini, adalah perbaikan tata kelola royalti musik.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya program inkubasi kreatif bagi pelaku ekraf. Serta upaya membuka akses pasar yang lebih luas bagi film-film nasional.

“Produksi kita sebenarnya sudah bagus. Indonesia itu top banget dari sisi produksi, baik fotografi, film, maupun animasi,” ujarnya.

“Tapi yang penting sekarang, bagaimana kita membuka akses pasar agar karya kita tidak tenggelam dalam arus globalisasi,” sambung Agustini.

BACA JUGA: Kementerian Ekraf Siap Sukseskan Film Nasional di Ajang Piala Oscar 2025

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah memiliki tiga fungsi utama: fasilitasi, koordinasi, dan regulasi.

“Kami menggandeng asosiasi-asosiasi terkait yang berisi para pelaku industri. Hal ini agar bisa mendengar kebutuhan mereka dan mengeluarkan regulasi yang tepat sasaran,” ujarnya.

Untuk subsektor penyiaran, seperti televisi dan radio, Agustini berencana memanfaatkan media ini sebagai platform publikasi bagi para pelaku ekraf.

Selain itu, media konvensional juga akan didorong mengadopsi teknologi baru agar tetap relevan di era digital.

“Yang penting adalah berkolaborasi, baik dengan pelaku industri maupun asosiasi, supaya kita bisa bersaing dengan negara tetangga. Jangan sampai media konvensional tergerus oleh zaman,” tuturnya.

Agustini optimistis, dengan kerja sama lintas sektor dan pendekatan yang lebih strategis, tata kelola ekraf subsektor ekonomi kreatif di bawah kedeputiannya akan terus berkembang. Sekaligus mengukuhkan posisi Indonesia di peta ekraf dunia.

Pos terkait