TURISIAN.com – Menjelang Natal dan Tahun Baru, kawasan Braga di Bandung disulap menjadi lebih hidup dengan kehadiran sebuah videotron besar nan interaktif.
Inovasi teknologi ini segera menjadi magnet bagi warga Bandung dan wisatawan yang melintasi salah satu ikon kota tersebut.
Videotron yang digarap oleh Prisma Advertising ini bukan sekadar layar besar. Ia menawarkan pengalaman unik. Seperti fitur kirim salam yang membawa nostalgia masa lalu—ketika orang berlomba mengudara lewat radio—ke ranah digital.
“Warga Bandung bisa mengirim pesan personal yang langsung muncul di layar videotron,” ujar Lauw Freddy, Founder dan Direktur Utama Prisma Advertising, dalam keterangan persnya, Sabtu 21 Desember 2024.
Tidak hanya itu, ada pula photobooth interaktif yang memungkinkan pengunjung mengambil swafoto dan melihat hasilnya langsung terpampang di layar.
Fitur lain yang tak kalah memikat adalah permainan sederhana berbasis layar sentuh, yang langsung bisa dimainkan oleh siapa saja di tempat.
Namun, bintang utama videotron ini adalah Si Cepot, tokoh wayang golek khas Sunda, yang dihidupkan dalam teknologi 3D.
BACA JUGA: 5 Ide Liburan Natal dan Tahun Baru di Bandung yang Tak Boleh Anda Lewatkan
Terasa Nyata
Sementara itu, penampilannya yang terasa nyata, lengkap dengan sapaan khasnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
“Seru, seperti benar-benar hidup! Si Cepot-nya mencuri perhatian, apalagi lokasinya strategis di Braga,” ujar salah satu pengunjung.
Sedangkan, Braga bukan satu-satunya lokasi videotron ini. Dua tempat lain, Jakarta dan Bali, juga dipilih karena tingkat keramaian dan daya tarik yang tinggi.
“Ketiga kawasan ini memiliki impresi besar,” ungkap Lauw.
Videotron interaktif ini berhasil menyatukan teknologi modern dan budaya lokal dalam satu panggung.
Bagi pengunjung seperti Sandi Hernanto, fitur-fitur ini tak hanya menghibur tetapi juga menawarkan cara baru untuk berekspresi.
“Besok-besok mau coba kirim salam atau mungkin nembak cewek lewat videotron. Kayaknya lucu,” ujarnya sambil tersenyum.
Inovasi ini menjadi bukti bahwa teknologi bisa menjadi medium baru untuk merayakan tradisi sekaligus memperkaya pengalaman masyarakat urban. ***