Komunitas Bogor Sketcher Gelar Napak Tilas Bertema “Kapten Muslihat”

Komunitas Bogor Sketcher
Kegiatan Komunitas Sketcher Bogor saat merekam monumen-monumen bersejarah di Kota Bogor yang ditungkan dalam sebuah sketsa. (Foto: Ist)

TURISIAN.com – Komunitas Bogor Sketcher menggelar acara napak tilas bertajuk “Kapten Muslihat” yang berlangsung dengan semarak.

Program ini bertujuan untuk menggali sejarah dan memperkenalkan sosok pahlawan lokal, Kapten Muslihat, kepada masyarakat melalui seni sketsa.

Acara ini sendiri, sebetulnya bagian dari rangkaian besar kegiatan lainnya yang masih akan digelar hingga Desember 2024 mendatang.

Para peserta yang terdiri dari anggota komunitas dan masyarakat umum diajak untuk mengikuti perjalanan sejarah Kapten Muslihat.

Seorang pejuang kemerdekaan yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Faisal, salah satu pengurus Bogor Sketcher mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya memperingati jasa Kapten Muslihat.

Tetapi juga menjadi momen bagi seniman lokal untuk mendokumentasikan warisan sejarah melalui karya seni.

“Napak tilas ini adalah cara kami untuk mengenang dan menghormati perjuangan Kapten Muslihat. Dengan medium sketsa, kami ingin mengabadikan semangat perjuangan beliau dan memperkenalkannya kepada generasi muda,” ujarnya.

Sekilas tentang Komunitas Sketsa Bogor Sketcher, diman komunitas ini berdiri sejak 2011 yang di inisiasi oleh Benny Karismana.

Kini, roda kegiatan komunitas ini digerakkan oleh Agus Ramdani sebagai Ketua Harian, dengan semangat yang tak pernah surut.

Selama ini Bogor Sketcher dikenal sebagai komunitas yang gigih menghidupkan seni sketsa di tingkat lokal hingga internasional.

Agenda komunitas ini begitu beragam. Salah satu kegiatan utama adalah Napak Tilas, program bulanan yang menghidupkan kembali kenangan sejarah lewat sketsa.

Bulan ini, Napak Tilas digelar pada Minggu, 24 November 2024, dengan tema Kapten Muslihat, seorang pahlawan kemerdekaan asal Bogor.

Kawasan Bersejarah

)

Salah satu hasil sketsa dari peserta Komunitas Sketcher Bogor. (Foto: Ist)

Napak tilas berlangsung di kawasan bersejarah—perempatan Jalan Merdeka, Jembatan Merah, dan Jalan Kapten Muslihat.

Lokasi ini,  yang dipercaya sebagai tempat gugurnya sang pahlawan dalam pertempuran melawan pasukan Inggris pada 25 Desember 1945.

Selain itu, ada Kumpul Sketcher, pertemuan spontan di lokasi tertentu untuk berkarya bersama, dan Ngos-ngosan, ajang berbagi ilmu antaranggota komunitas.

Tidak berhenti di situ, Bogor Sketcher juga aktif mengedukasi anak-anak sekolah dasar, mendorong mereka menggambar tanpa terbebani oleh anggapan tentang bakat.

Komunitas ini juga memiliki perhatian mendalam pada sejarah. Salah satunya dengan mengkurasi koleksi Museum Lukis Sejarah Siliwangi di Bumi Parawira, Kota Bogor.

Oleh sebab itu, tak heran jika komunitas ini digadang-gadang sebagai salah satu kelompok sketsa paling militan di Indonesia.

Kerja sama dengan Indonesian Sketchers telah membawa nama mereka ke berbagai forum nasional dan internasional.

Kecintaan Bogor Sketcher pada Kapten Muslihat terasa dalam Napak Tilas kali ini.

Sosok pahlawan yang lahir di Pandeglang pada 26 Oktober 1926 ini sempat tinggal di Panaragan Kidul dan bekerja di Balai Penelitian Kehutanan, Gunung Batu, Bogor.

Rumah Sakit Kedung Halang

Sebelum itu, ia juga pernah menjadi juru rawat di Rumah Sakit Kedung Halang. Dalam perjuangannya, Kapten Muslihat gugur di markas pasukan Inggris di Jalan Banten.

Dimana, kini dikenal sebagai Jalan Kapten Muslihat—dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dreded, Bogor.

Di lokasi yang kini berdiri patung Kapten Muslihat, kisah heroik itu dihidupkan kembali lewat coretan para anggota Bogor Sketcher.

Sementara itu, mereka merangkai sejarah dalam goresan, merawat kenangan melalui seni. Sejarah, seperti halnya sketsa, adalah jejak yang mesti terus diabadikan.

Para peserta diajak membuat sketsa di lokasi-lokasi bersejarah yang menjadi saksi perjuangan Kapten Muslihat.

Karya-karya ini nantinya akan dipamerkan dalam sebuah galeri mini yang terbuka untuk masyarakat.

Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya peserta yang ikut serta, baik dari kalangan pemula hingga seniman profesional.

Salah satu peserta, Rina (25), mengungkapkan kebanggaannya dapat ikut ambil bagian dalam acara ini.

“Melalui kegiatan ini, saya jadi lebih memahami sejarah lokal sekaligus menyalurkan hobi menggambar,” ungkapnya.

Acara napak tilas “Kapten Muslihat” menjadi momentum penting untuk menghubungkan seni, sejarah, dan budaya dalam satu kegiatan yang edukatif dan kreatif.

Bogor Sketcher berharap kegiatan serupa dapat terus diadakan di masa mendatang untuk melestarikan sejarah lokal sekaligus membangun semangat cinta tanah air. ***

Pos terkait