TURISIAN.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan dukungan penuh terhadap perhelatan “Muslim Life Fest 2024”.
Sebuah ajang yang diharapkan mampu mengoptimalkan potensi besar industri halal dan ekonomi syariah di Indonesia.
Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Dengan posisi ini, memiliki peluang besar untuk menjadi pionir dalam industri halal dan ekonomi syariah global.
BACA JUGA: Bank Indonesia Rilis Laporan KEKSI, Sektor Pariwisata Ramah Muslim 2023 Tumbuh 11 Persen
“Kemenparekraf sangat mengapresiasi PT. Lima Events, yang bekerja sama dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia. Yakni, untuk menyelenggarakan Muslim Life Fest 2024 dari 30 Agustus hingga 1 September 2024 di ICE BSD,” ujar Nia acara “The Weekly Brief with Sandi Uno” yang digelar secara hybrid pada Senin, 26 Agustus 2024.
Sementara itu, dengan tema “Kolaborasi”, ajang ini bertujuan memperkuat solidaritas antar-pelaku ekonomi syariah.
Serta mendorong kemajuan ekonomi syariah di tanah air. Acara ini ditargetkan mampu menarik 45.000 hingga 60.000 pengunjung, dengan lebih dari 200 stan yang mewakili 180 brand.
BACA JUGA: Kemenparekraf Dukung Jakarta Muslim Fashion Week 2024
Jakarta Halal Expo
Tak hanya itu, Muslim Life Fest 2024 juga akan digabungkan dengan Muslim Edu Fest dan Jakarta Halal Expo and Conference (JHEC).
Kegiatan ini akan menghadirkan pameran pendidikan Islam serta membuka ruang diskusi dan networking untuk pengembangan industri halal global.
Dalam JHEC, sejumlah negara akan turut ambil bagian dengan membawa tema “Uniting the World Through Halal Excellence”.
BACA JUGA: Jatim Bidik 60 Duta Budaya dan Pariwisata Relegi, Ini Tugas Mereka
Tujuannya, mempererat kerja sama internasional dalam sektor ini.
“Muslim Life Fest menjadi momentum penting untuk memaksimalkan potensi industri halal dan ekonomi syariah yang kian kompetitif,” tambah Nia.
Disamping, menegaskan sekaligus memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemimpin global di sektor ini.
“Dengan begitu, diharapkan pertumbuhan ekonomi nasional dapat berjalan inklusif dan berkelanjutan,” tutup Nia. ***