Luhut Bahas Pemulihan Konektivitas Udara untuk Pariwisata di Nusa Dua Bali

Pemulihan Konektivitas Udara
Dua bocah menarik koper setelah tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Bali. (Pixabay.com)

TURISIAN.com – Percepatan pemulihan konektivitas udara yang aman dan efisien. Khususnya, untuk pariwisata menjadi salah satu pembahasan Dialog Penerbangan bertema “Financial Measures for the Aviation Recovery” secara daring, Selasa 18 Oktober 2022.

Menurut Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, penerbangan menjadi salah satu sektor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global.

Oleh sebab itu, perlu adanya upaya-upaya pemulihan industri penerbangan pascapandemi COVID-19.

“Saya mendorong forum ini mendiskusikan peluang dan tantangan  industri penerbangan terkait dengan pembiayaan dan leasing pesawat,” kata Luhut sebagaimana dikutip Turisian.com dari Antaranews, Rabu 19 Oktober 2022.

BACA JUGA: Wings Air ATR 72-600 Buka Rute Penerbangan Langsung Makassar Labuan Bajo

Luhut menekankan empat prioritas utama yang harus dilakukan dalam upaya pemulihan industri penerbangan.

Pertama, yaitu mempercepat pemulihan konektivitas udara yang aman dan efisien untuk pariwisata, perdagangan.

Kedua, melakukan pemulihan yang memperhatikan masa depan yang berkelanjutan dan memperhatikan isu lingkungan.

Ketiga, mendorong lebih banyak kerja sama antarnegara, lembaga keuangan, dan sektor swasta internasional.

Keempat, memanfaatkan digitalisasi dan inovasi teknologi.

BACA JUGA: Maskapai Batik Air Luncurkan Rute Baru Jakarta ke Ambon dan Bengkulu

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional

Sementara itu, Presiden Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization) Salvatore Sciacchitano mengapresiasi komitmen Indonesia untuk memulihkan industri penerbangan.

“Hal ini yang membuat saya datang ke sini. Bahwa peran Indonesia untuk membawa isu penerbangan menjadi perhatian dalam kepemimpinan Indonesia pada G20,” kata Salvatore Sciacchitano yang hadir secara langsung dalam dialog di Nusa Dua, Bali.

Ia mengungkapkan, dampak pandemi COVID-19 untuk industri penerbangan sangat luar biasa.

BACA JUGA: Maskapai Wings Air Buka Rute Baru Balikpapan-Tana Toraja

Sebelum pandemi, ada sekitar 4,5 miliar penumpang per tahun yang melakukan perjalanan dengan pesawat, dan pada saat pandemi turun sekitar 60 persen.

“Di negara lain banyak maskapai yang tutup, tetapi pemerintah Indonesia di sini memberikan dukungan penuh dan hadir dalam mengupayakan pemulihan,” ujarnya.

Perjanjian Hubungan Udara

Salvatore juga menyambut baik kesepakatan perjanjian hubungan udara yang lebih komprehensif. Yakni antara ASEAN dengan Uni Eropa.

Yang mana,  nantinya akan membantu mempercepat upaya pemulihan industri penerbangan. Terutama, pada  kedua kawasan regional maupun secara global.

“Dalam pengalaman Eropa, liberalisasi dunia penerbangan akan membuka peluang dan persaingan yang semakin kompetitif,” katanya.

BACA JUGA: Tiket Maskapai Pelita Air Sudah Dijual di OTA, Ini Frekuensi Penerbangannya

Sebagai informasi, kegiatan yang menjadi side event Presidensi Indonesia di KTT G20 ini dihadiri Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (secara daring).

Kemudian juga hadir  Presiden ICAO Mr. Salvatore Sciacchitano, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Turut para pejabat senior dan Menteri Transportasi sejumlah negara. Seperti negara anggota ASEAN, Uni Eropa, Amerika Serikat, Italia, Rusia, dan India.

Serta dari sejumlah organisasi penerbangan dunia seperti ICAO, International Air Transport Association (IATA), Aergo Capital.

Termasuk, Airbus, Boeing, Airport Council International (ACI), dan perusahaan pembiayaan (leasing) internasional. ***

Pos terkait