Di samping itu, karena pandemi sehingga menyebabkan pergeseran bentuk promosi ke arah digital. Jadi kami banyak terbantu oleh wisatawan yang mengupload ke medsos mereka.
“Intinya kami tidak melakukan promosi besar-besaran. Namun kami akan berusaha membuat nyaman wisatawan. Sehingga kalau mereka sudah nyaman dan cocok, otomatis akan posting dan share di media sosialnya masing-masing,” ujar Arif.
Aplikasi Visiting Jogja
Kadispar Gunungkidul ini juga menuturkan, strategi promosi dan layanan lainnya, yaitu dengan memanfaatkan aplikasi Visiting Jogja dari Dispar Provinsi DIY. Namun belum 100 persen karena wilayah ini terkendala sinyal.
“Sudah layanan digital meskipun tidak total, artinya menyediakan layanan digital dan manual. Kalau destinasi tercover internet sudah menggunakan pembayaran QRIS dan masuk Visiting Jogja. Namun untuk wilayah yang masih minim sinyal diarahkan pembayaran secara manual,” jelasnya.
Tak hanya ada layanan digital, sebagian besar destinasi wisata di Gunungkidul juga sudah semuanya bersertifikat CHSE.
“Kemudian dari sisi akomodasi, lanjut Arif, Gunungkidul memang masih kurang, sehingga berdampak pada length of stay (lama tinggal )sekarang 1,2. Nah kini sudah ada hotel besar hadir semoga dapat menambah length of stay wisatawan di Gunungkidul. Kita juga terbuka untuk investor utuk membuka daya tarik wisata,” papar Ari
Terakhir, Arif berharap dengan adanya pertemuan dengan Turisian.com sebagai portal media khusus pariwisata dapat meningkatkan kunjungan wisatawan lebih baik lagi.
“Melalui portal media ini, harapan kami dan sudah melandainya pandemi Covid 19 ini, kami bisa berharap wisatawan bisa berlibur ke Gunungkidul,” pungkasnya.*