Menikmati Terasering Sawah yang Memukau di Desa Wisata Jatiluwih Bali

Desa Wisata Jatiluwih
Desa Wisata Jatiluwih Tabanan Bali. (Dok. Jadesta Kemenparekraf )

TURISIAN.com – Selain mengunjungi deretan pantai yang indah saat piknik ke Bali, Sobat Turisian bisa mengunjungi alam pedesaan di Pulau Dewata. Tempatnya bisa pilih ke Desa Wisata Jatiluwih di Kabupaten Tabanan.

Desa Wisata Jatiluwih memiliki daya tarik wisata berupa terasering sawah yang tenar dengan nama Jatiluwih Rice Terrace. Sebuah objek wisata yang memiliki bentang persawahan yang memesona. Hebatnya lagi, pada tanggal 29 Juni 2012, destinasi wisata ini masuk sebagai warisan budaya dunia UNESCO.

Objek wisata Jatiluwih berjarak sekitar 48 km dari Denpasar. Lokasinya 28 km di bagian utara kota Tabanan. Jatiluwih terkenal dengan panorama persawahannya yang indah. Berdekatan dengan Gunung Batukaru dan terletak pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut, sehingga berhawa sejuk.

Sebagian besar wilayah Desa Wisata Jatiluwih merupakan daerah persawahan yang dibuat berundak (terasering). Terkenal dengan sawah berteras khas Bali yang akan membuat Sobat Turisian semakin mengangguminya.

Sistem Subak di Desa Jatiluwih Bali

Daerah persawahan ini berbentuk teras dengan luas sekitar 636 hektar memakai sistem pengairan Subak. Yaitu sistem pengairan atau irigasi tradisional Bali yang berbasis budaya dan masyarakat.

Baca juga: Mengenal Sejarah dan Budaya Pulau Dewata di Museum Bali

Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali. Subak ini biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik. Khusus dibangun oleh para petani dan diperuntukkan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan Dewi Sri.

Tempat wisata Tabanan ini sudah ramai pengunjung, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Mereka kebanyakan ingin menikmati hawa sejuk dan keindahan serta hamparan sawah yang berundak di desa wisata ini.

Atraksi Budaya Desa Wisata Jatiluwih

Selain potensi alamnya, desa wisata Bali ini menyimpan pula potensi budaya, terutama peristiwa sejarah pembangunan sebuah pura. Berkaitan dengan nama Raja Ida Dalem Waturenggong di Keraton Gelgel (1460-1551).

Ada juga atraksi budaya lainnya yang bisa Sobat Turisian nikmati, yakni Upacara Petoyan dengan pertunjukan seni tari Wali Pendet yang bersifat sakral. Nama Jati Luwih sebagai objek wisata alam sesungguhnya sudah terkenal sejak kekuasaan Belanda Bali (1910-1942).

Baca juga: Yuk Belajar Pertanian di Wisata Subak TEBA Majalangu Denpasar Bali!

Bukti peninggalan Belanda pun masih ada di sebelah barat Desa Wisata Jatiluwih. Berupa Markas Besar Keamanan Belanda. Masyarakat setempat biasa menyembutnya dengan Tangsi Belanda.*

 

Pos terkait