TURISIAN.com – Saat berlibur ke Bali, arahkan perjalanan Sobat Turisian ke Kabupaten Buleleng. Di sana ada Danau Tamblingan yang menyuguhkan pesona alam yang indah dan menakjubkan.
Danau Tamblingan merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar. Saudara kembarnya, yaitu Danau Buyan dan Danau Beratan terletak berurutan di sebelah timur. Berlokasi di lereng sebelah utara Gunung Lesung. Kawasan Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.
Berada pada ketinggian 1.000 mdpl yang menjadikan kawasan danau ini cenderung berhawa dingin dan sejuk. Bahkan saat pagi hari kerap berselimut kabut. Sumber air danau berasal dari air hujan dan rembesan air hutan di sekelilingnya.
Alam sekitar Danau Tamblingan memang masih terjaga kelestariannya. Begitu pun bangunan-bangunan pura yang menyimpan sejarah perkembangan peradaban dan kebudayaan Bali. Hingga tak heran, objek alam ini tak dikembangan secara modern.
Meski begitu, objek wisata alam ini tetap populer, terutama sebagai tempat rekreasi yang bikin rileks dan kegiatan berkemah. Jika Sobat Turisian suka dengan wisata alam bebas dan alami, maka Danu Tamblingan wajib masuk list liburan selanjutnya.
Baca juga: Upacara Adat Mekotek, Tradisi Tolak Bala yang Unik dari Badung Bali
Tempat tersebut juga ideal untuk tujuan liburan semua kalangan pecinta alam, baik itu anak-anak, remaja, dan juga orang dewasa. Sehingga tak salah untuk mengajak keluarga berlibur ke sini.
Aktivitas Wisata
Di sana, Sobat Turisian bisa berkeliling danau dengan menyewa perahu kecil atau pedahu. Sebuah sampan yang biasa dipakai menangkap ikan oleh nelayan setempat. Perahu ini tidak bermotor, sehingga tidak mencemari lingkungan dan alam sekitarnya.
Petualangan dengan pedahu menjadi aktivitas yang seru untuk menikmati eksotisme alam sekitar danau, menarik, dan instagenik untuk latar foto. Bahkan kalangan fotografer merekomendasikan kawasan ini sebagai tempat foto prewedding yang ideal.
Jika Sobat Turisian berkunjung di pagi hari, bisa menikmati momen sunrise begitu indah dan sayang untuk melewatkannya. Terlebih saat cahaya mentari menembus kabut tipis. Terasa lebih spesial dan mengesankan dengan suguhan alam Danau Tamblingan yang eksotik dan fotogenik.
Kisah di Balik Danau Temblingan
Bersumber dari laman dispar.bulelengkab, ada cerita masa lampau yang menceritakan lahirnya nama Tamblingan dan keberadaan empat desa atau dikenal dengan catur desa. Yaitu Desa Munduk, Gobleg, Gesing dan Umajero yang berada di sekitar danau.
Terjadi pada abad 10M sampai 14M, semua penduduk berpindah tempat akibat suatu wabah penyakit. Kemudian salah satu orang yang dianggap suci dan sakti mengambil air suci dari danau tersebut dan ajaibnya penyakit yang mewabah seketika hilang dan warga bisa sembuh.
Untuk itulah hingga kini warga wajib menjaga kesucian air danau ini. Sehingga pada akhirnya danau, warga menamai danau dengan Tamblingan yang berasal dari bahasa Bali “Tamba” yang artinya obat dan “Elingan” berarti mengingatkan akan kekuatan spiritual.
Suasana di tempat ini pun memang terasa kesakralannya, terbukti ada sekitar 11 pura di kawasan tersebut. Bahkan dua pura diantaranya, yaitu Pura Tukang Timbang dan Pura Embang merupakan peninggalan sejarah Bali kuno yang sudah berdiri sebelum abad ke 10. Terbuat dari batu “bebaturan”.
Baca juga: Mengenal Sejarah dan Budaya Pulau Dewata di Museum Bali
Pura yang lainnya, antara lain Pura Gubug, Pura Endek, Pura Naga Loka, Pura Batulepang, Pura Tirta Mengening, Pura Pengukiran, Pura Sang Hyang Kawuh, Pura Ulun Danu dan Sang Hyang Kangin. Semua desa ini memiliki ikatan spiritual dan memiliki tanggung jawab serta kewajiban untuk menjaga kesucian danau dan pura yang ada di sekitarnya.*