TURISIAN.com – Angklung, angkot listrik yang digadang menjadi wajah baru transportasi Bandung, bersiap turun ke jalan.
Uji coba perdana akan menyusuri rute Stasiun Bandung menuju Gunung Batu, wilayah yang selama ini dikenal macet dan bertumpuk angkutan kota.
Peluncuran Angklung dilakukan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan dalam gelaran Bandung Fair 2025 di Kiara Artha Park, Selasa pekan lalu.
Di panggung festival itu, Farhan menyebut Angklung sebagai langkah awal reformasi angkutan kota yang lama terseok di persoalan layanan dan manajemen.
Transformasi angkot ke kendaraan listrik dan sistem pembayaran nontunai mulai digerakkan.
Sementara itu, Ketua Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat (Kopamas) Budi Kurnia mengatakan pihaknya siap mengadopsi lima unit Angklung dari PT Marlip Indo Mandiri, meski satu unit lebih dulu akan ditebar ke jalan pekan depan.
“Testing the water dulu. Kami ingin melihat durabilitasnya. Soal banjir, kami tidak khawatir. Baterainya memang sudah diuji dengan direndam air,” ujarnya.
BACA JUGA: Bazar Gemar Ikan, Panggung UMKM dan Inovasi Pangan di Kota Bandung
Telah lolos uji laik jalan
Menurut Budi, Angklung telah lolos uji laik jalan dari BPLJSKB. Pemilihan trayek Stasiun Bandung–Gunung Batu, katanya, bukan tanpa alasan.
Selain berada di bawah pengelolaan koperasinya, wilayah itu punya animo rendah terhadap angkot dan lalu lintas yang kerap tersumbat.
“Coba tawarkan sesuatu yang baru. Ajak warga naik lagi,” katanya.
Meski harga satu unit Angklung menembus sekitar Rp 400 juta, Budi menyebut ongkos operasionalnya jauh lebih hemat.
Sementara itu selisih biaya energi antara BBM dan listrik, menurut hitungannya, bisa mencapai banding 1:10.
“Buat menempuh 200 kilometer, BBM butuh sekitar Rp 200 ribu. Listrik hanya Rp 30 ribu,” ujarnya.
Budi berharap seluruh angkot Bandung kelak beralih ke kendaraan listrik, meski keputusan itu tetap berada di tangan para pengusaha angkutan.
Farhan menyambut rencana tersebut. Ia menyebut Angklung memang belum sempurna, tetapi bisa menjadi perangkat keras bagi masa depan angkutan kota.
“Satu demi satu, kita melangkah menuju reformasi manajemen angkutan Bandung,” katanya. ***





