TURISIAN.com – Setelah lima tahun terhenti, wisatawan akhirnya bisa kembali menikmati Borobudur Sunrise atau detik-detik terbitnya matahari dari puncak Candi Borobudur.
Aktivitas yang sempat dihentikan sejak 2020 itu kembali dibuka dengan pendekatan yang lebih terkurasi dan berbasis pada prinsip pelestarian warisan budaya.
“Pengalaman menunggu matahari terbit dari puncak Candi Borobudur adalah ikon wisata yang dirindukan banyak orang,” ujar Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan, dalam keterangan resmi perusahaan, Senin, 20 Oktober 2025.
Menurut Febrina, program bertajuk Borobudur Sunrise ini dihadirkan kembali sebagai langkah strategis untuk memperkuat daya tarik pariwisata. Sekaligus menjaga keberlanjutan cagar budaya dunia tersebut.
Sementara itu dari puncak candi, rona jingga di ufuk timur berpadu dengan siluet Gunung Merapi dan Merbabu.
Sedangkan pemandangan yang selama ini hanya bisa dilihat dari kejauhan itu kembali menjadi magnet bagi wisatawan.
Terutama turis mancanegara yang dulu menjadikan momen ini sebagai agenda wajib sebelum pandemi.
“Kami ingin menghadirkan pengalaman yang lebih bermakna melalui Borobudur Sunrise. Sekaligus memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati keindahan warisan budaya dengan cara yang lebih akrab,” kata Febrina.
Selain membuka kembali wisata sunrise, PT Taman Wisata Candi Borobudur juga mulai membuka akses naik struktur candi setiap hari untuk wisatawan umum maupun pelajar.
Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi memperkuat pengalaman wisata berbasis pelestarian budaya yang berkelanjutan dan inklusif.
Langkah ini, menurut Febrina, diharapkan memberikan multiplier effect bagi pelaku UMKM dan pegiat wisata di kawasan sekitar Borobudur.
BACA JUGA: Macron Takjub Borobudur, Jawa Tengah Pasang Target Wisata Dunia
Pariwisata Berkualitas
“Pendekatan yang kami lakukan tidak hanya untuk mendukung pariwisata berkualitas, tetapi juga menjaga kelestarian struktur candi yang sangat berharga,” ujarnya.
Program Borobudur Sunrise saat ini masih dalam tahap uji coba. Evaluasi akan dilakukan secara berkala bersama berbagai pihak.
Termasuk Balai Konservasi Borobudur, Pemerintah Kabupaten Magelang, dan asosiasi pelaku wisata.
Dari hasil evaluasi itulah akan ditentukan jadwal reguler serta harga tiket yang disesuaikan dengan kualitas pengalaman dan upaya konservasi.
Wisatawan yang ingin menikmati momen ini harus tiba di Pintu 7 Taman Wisata Candi Borobudur pukul 04.00 WIB.
Mereka akan mendapat perlengkapan khusus seperti wristband, senter, upanat, pemandu wisata, suvenir, dan voucher sarapan.
Tepat pukul 05.00, pengunjung akan diajak naik ke lantai 9 candi untuk menyambut matahari.
Usai menikmati panorama, wisatawan diajak sarapan di Bukit Dagi, mencicipi kuliner lokal sambil memandangi Candi Borobudur dan perbukitan Menoreh yang diselimuti kabut pagi.
Reservasi tiket dapat dilakukan melalui WhatsApp di nomor +62 857 2758 7800. Harga tiket ditetapkan sebesar Rp 1 juta untuk wisatawan domestik maupun mancanegara, dengan kuota maksimal 100 orang per hari.
Untuk melindungi struktur candi, pengunjung diwajibkan mengenakan upanat. Alas kaki kain khusus yang mengurangi gesekan batu, serta mengikuti jalur sirkulasi yang sudah diatur pengelola.
“Borobudur Sunrise kami hadirkan melalui kajian mendalam agar keindahan candi tetap lestari,” kata Febrina.
“Kami ingin pengalaman spiritual dan estetik di sini terus hidup, tanpa mengorbankan warisan dunia yang kita miliki bersama,” pungkasnya. ***