Delapan Dekade KAI: Dari Kursi Tegak hingga Kereta Cepat Whoosh

Delapan Dekade
Bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-80, PT Kereta Api Indonesia berhasil menyebet dua penghargaan dari MURI. (Foto: Dok. PT KAI

TURISIAN.com – Delapan dekade perjalanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) menjadi kisah panjang tentang perubahan dan ketekunan membangun layanan transportasi publik.

Dari Djawatan Kereta Api di masa awal kemerdekaan hingga menjelma menjadi KAI Group hari ini. Perusahaan pelat merah itu pun menapaki rel sejarah dengan inovasi yang tak putus.

Kini, di usia senjanya, KAI menegaskan arah transformasi lewat kehadiran rangkaian New Generation, pengoperasian kereta cepat Whoosh, dan LRT Jabodebek yang sepenuhnya otomatis.

Pada perayaan ulang tahun ke-80 yang digelar di Daop 8 Surabaya akhirnya  menjadi momentum istimewa. Hal ini karena ditandai dengan raihan dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

“Kereta api adalah cermin perjalanan bangsa. Dari kursi tegak di KA Ekonomi, kini kami menghadirkan kereta New Generation,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba

“Kereta cepat Whoosh, dan LRT Jabodebek dengan sistem otomatis GoA3. Semua ini bukti konsistensi KAI menghargai sejarah. Sekaligus, menjawab kebutuhan masa kini dan  menatap masa depan,” sambungnya.

Melalui Balai Yasa Manggarai, KAI telah memodifikasi 124 rangkaian kereta New Generation.

Dari total 56 trainset atau 612 kereta Stainless Steel New Generation hasil kerja sama dengan PT INKA, 33 trainset dengan 358 kereta telah diterima dan beroperasi sejak 2023.

Salah satu wajah baru yang resmi hadir pada momen ulang tahun ini adalah KA Matarmaja relasi Pasar Senen–Malang.

Rangkaian barunya kini menggunakan kereta Ekonomi New Generation dengan kursi ergonomis searah laju.

Kereta Cepat Whoosh

Dan dapat diatur kemiringannya, menggantikan kursi tegak berhadapan yang legendaris itu.

Tak hanya di lintasan jarak jauh, KAI Group juga mencatat lompatan besar lewat pengoperasian kereta cepat Whoosh. Kereta berkecepatan tinggi pertama di ASEAN.

Bersama LRT Jabodebek yang mengusung sistem otomatis GoA3, keduanya menjadi simbol era baru transportasi nasional.

“Whoosh dan LRT Jabodebek mempertegas posisi KAI Group sebagai operator transportasi berkelas dunia,” kata Anne.

Kehadiran keduanya melengkapi modernisasi layanan yang terus kami kembangkan.

Sementara itu perayaan ulang tahun ke-80 itu pun tak sekadar seremoni.

KAI mencetak dua rekor MURI melalui Parade Kereta Penumpang: Livery Terbanyak dari Masa ke Masa, yang digelar di Daop 8 Surabaya.

Parade menampilkan sebelas varian livery kereta penumpang era 1980–2008, ditarik lokomotif klasik CC201 dan CC203.

Di atas rangkaian yang melaju, para peserta menampilkan fashion show pakaian adat Nusantara.

Menjadikannya fashion show adat pertama di Indonesia yang digelar di atas kereta api berjalan.

“Pemecahan rekor MURI ini menjadi kado istimewa bagi masyarakat,” ujar Anne.

“Parade livery dan fashion show adat memperlihatkan bahwa perjalanan KAI bukan hanya moda transportasi. Tetapi juga sejarah, budaya, dan kebanggaan bangsa.”

Sementara dari rel pertama yang dibangun di abad ke-19 hingga Whoosh dan LRT Jabodebek di abad ke-21, KAI telah menulis sejarah panjang perkeretaapian nasional.

“Di usia 80 tahun, KAI terus menapaki perjalanan dengan inovasi yang relevan, terintegrasi, dan membawa kebanggaan bagi Indonesia,” kata Anne menutup.

Sedangkan perjalanan ini adalah warisan berharga.

“Dengan semangat Semakin Melayani, KAI siap menjadi penggerak harapan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya. ***

Pos terkait