Film Animasi Jumbo Tembus 1 Juta Penonton Lebih, Pertama Kali Film Lokal Bangkit

Film Animasi Jumbo karya anak bangsa mencatatkan rekor penonton terbanyak tahun ini. Mencapai satu juga penonton lebih. (Instagram/@jumbofilm_id)

TURISIAN.com – Enam hari setelah tayang di bioskop, film animasi Jumbo mencatatkan rekor yang belum pernah dicapai film sejenis sebelumnya. Lebih dari satu juta pasang mata telah menjadi saksi perjalanan sang gajah kecil.

Pengumuman itu datang lewat unggahan di media sosial resmi film Jumbo pada Ahad pagi, 6 April 2025.

“Lebih dari satu juta penonton sudah jadi saksi bahwa film animasi bisa menyentuh hati semua kalangan. Dari anak-anak hingga dewasa,” begitu tertulis dalam pernyataan singkat itu.

Tak ada pesta atau selebrasi besar. Namun, dunia perfilman lokal mencatat momen itu sebagai titik balik penting bagi industri animasi Indonesia.

Jumbo, film animasi panjang perdana dari Visinema Studios, melesat cepat melampaui ekspektasi.

Sementara itu, dalam waktu kurang dari sepekan, ia berhasil menyalip rekor Si Juki the Movie (2017). Dimana,  sebelumnya menjadi film animasi lokal dengan penonton terbanyak, yakni 642.312 orang.

Dengan angka lebih dari satu juta penonton, Jumbo kini menyandang gelar sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa.

Sementara, kesuksesan ini terasa istimewa bukan hanya karena genrenya yang jarang dilirik produsen besar di Indonesia. Tetapi juga karena Jumbo adalah proyek pertama sang sutradara, Ryan Adriandhy.

Pertama Kali Menjadi Sutradara

BACA JUGA: Kemenekraf dan BPI Susun Strategi Perang terhadap Pembajakan Film

Sedangkan komika yang dikenal lewat gaya humor cerdas ini untuk pertama kalinya duduk di bangku sutradara film layar lebar—dan langsung mencatat sejarah.

Dikerjakan oleh tak kurang dari 420 orang tenaga kreatif Indonesia, Jumbo menjadi bukti bahwa animasi bukan sekadar tontonan anak-anak.

Film ini menyisipkan pesan kemanusiaan, keberanian, dan pencarian jati diri, dibalut dalam narasi yang menyentuh dan visual yang memikat.

Di tengah dominasi film bergenre horor dan drama romantis, kemunculan Jumbo bak angin segar.

Ia menyusul dua film Indonesia lainnya yang telah lebih dulu menembus angka sejuta penonton tahun ini: Qodrat 2 dan Pabrik Gula.

Namun, capaian Jumbo terasa lebih monumental karena lahir dari sektor yang selama ini dipandang sebelah mata: animasi.

Tentu saja Visinema boleh berbangga. Tapi lebih dari itu, Jumbo telah membuka jalan bagi film-film animasi lokal berikutnya.

Jika penonton bersedia membuka hati untuk kisah seekor gajah kecil, mungkin inilah saatnya industri membuka ruang lebih luas bagi cerita-cerita besar lainnya. ***

Pos terkait