TURISIAN.com – Perhelatan Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, tak hanya meninggalkan jejak gemerlap di panggung musik elektronik, tapi juga segudang polemik.
Bagaimana tidak, publik tiba-tiba dikejutkan oleh kabar tak sedap, yang sekaligus mencoreng dunia pariwisata tanah air.
Padahal, ajang besutan Ismaya Live, bagian dari Ismaya Group, ini tetap konsisten menjadi magnet penggemar musik dari seluruh penjuru dunia.
Sejumlah nama besar seperti Steve Aoki, Armin Van Buuren, Zedd, dan Timmy Trumpet kembali memanaskan panggung megahnya, selama tiga hari. Yakni 13-15 Desember 2024 lalu.
Namun, di balik hingar-bingar dan dentuman bass, awan kelabu muncul selepas acara.
Beberapa akun media sosial mengungkap dugaan penahanan sejumlah penonton oleh aparat kepolisian.
Salah satu yang lantang bersuara adalah pemilik akun X, @Twt_Rave, yang menuding adanya aksi pemerasan terhadap lebih dari 400 penonton asal Malaysia.
Tak hanya itu, warga negara Singapura dan Thailand juga dilaporkan mengalami hal serupa.
“RM 9 juta duit pau terkumpul,” tulis @Twt_Rave dalam salah satu unggahannya, lengkap dengan klaim bahwa polisi bahkan menunggu di hotel para penonton.
BACA JUGA: Kemenparekraf Dorong Para Promotor Musik Perkuat Standar Keamanan Konser
Di Instagram, narasi serupa muncul dari akun @ez.rawr. Dalam komentarnya, ia menceritakan bagaimana dirinya diawasi oleh dua polisi berpakaian sipil saat mabuk.
“Mereka pergi menghentikan pasangan lain secara acak tanpa alasan, membawa mereka keluar,” tulisnya. Ia mengaku tak lagi merasa aman di DWP dan berjanji untuk tak kembali.
Ismaya Live, sebagai penyelenggara, merespons isu ini melalui pernyataan resmi di akun Instagram @djakartawarehouseproject.
“Kami sepenuhnya memahami dampaknya terhadap Anda,” tulis pihak penyelenggara.
Pihak penyelenggara pun berjanji akan bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelidiki insiden tersebut dan mencegah hal serupa terulang.
Djakarta Warehouse Project, salah satu festival musik elektronik terbesar di Asia Tenggara, kini menghadapi ujian untuk menjaga reputasi di tengah gempuran kritik. ***