TURISIAN.com – Hibisc Fantasy Puncak, destinasi wisata baru yang terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, kembali mencuri perhatian.
Setelah sempat disegel oleh Pemerintah Kabupaten Bogor pada Kamis, 12 Desember 2024, pengelola memastikan tempat ini tetap beroperasi.
“Penyegelan itu hanya menyasar sebagian wahana, seperti Bianglala. Selebihnya, kami tetap buka seperti biasa,” ujar Andi Afriansyah, Manajer Hibisc Fantasy Puncak, dalam pernyataan resminya pada Sabtu, 14 Desember 2024.
Hibisc Fantasy, yang berada di bawah naungan PT Jaswita Lestari Jaya—BUMD Provinsi Jawa Barat—memang menawarkan daya tarik yang memikat.
Pantauan Turisian.com, Senin 16 Desember 2024 memperlihatkan wahana yang berada di tengah lanskap perkebunan teh, masih banyak dikunjungi wisatawan.
Namun demikian petugas menyatakan bahwa wahana masih belum dibuka untuk umum.
“Masih tutup, belum buka,” kata petugas Satpam yang berjaga di depan pintu masuk.
Sebagaimana diketahui, objek wisata ini menghadirkan taman bunga fotogenik dan bangunan-bangunan ikonik yang menjadi magnet bagi para pemburu swafoto.
Tak hanya itu, sekitar 30 wahana permainan, mulai dari yang ramah anak hingga ekstrem. Seperti Turbo Drop, Rainbow Slide, dan Bianglala, siap memacu adrenalin pengunjung.
Namun, perjalanan operasionalnya tak sepenuhnya mulus. Pemkab Bogor mengeluarkan penyegelan karena beberapa izin belum rampung.
BACA JUGA: Kemacetan di Kawasan Puncak Dibahas Wamenhub-Pemkab Bogor, Ini Strateginya
Terus Melengkapi Dokumen
Meski begitu, Andi memastikan pihaknya mematuhi aturan dan terus melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
“Kami tetap diizinkan beroperasi sambil menyelesaikan proses perizinan yang masih berjalan,” tegasnya.
Di balik polemik ini, Hibisc Fantasy Puncak menyimpan ambisi besar untuk menjadi penggerak ekonomi lokal.
Menurut Andi, objek wisata ini telah menyerap 150 tenaga kerja lokal, dengan target total mencapai 200 orang.
Selain itu, potensi kontribusi terhadap pendapatan daerah tak bisa diabaikan.
“Kami memperkirakan pajak yang disetorkan bisa mencapai Rp100 juta per bulan,” ungkapnya optimistis.
Hibisc Fantasy Puncak kini menjadi sorotan, tak hanya sebagai destinasi rekreasi, tetapi juga sebagai simbol polemik perizinan dan dampak ekonomi di Kabupaten Bogor.
Apakah kehadirannya akan membawa manfaat atau justru menambah beban? Hanya waktu yang akan menjawab.