TURISIAN.com – Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menekankan urgensi membangun sinergi ekosistem industri pariwisata. Utamanya, sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam Rakernas Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) yang digelar di Syailendra Fifth Avenue, Semarang, Minggu, 7 Desember 2025, Bima menyebut sektor pariwisata berada pada posisi strategis.
Terutama di tengah ambisi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut Bima, Indonesia kini berada pada “tanjakan sejarah” menuju kelompok negara berpendapatan besar dalam dua dekade mendatang.
Sebuah peluang yang sudah lama dibaca berbagai lembaga internasional. Namun, syaratnya tak ringan.
“Kita harus punya pertumbuhan ekonomi dua digit,” ujarnya.
Ia menyebut faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik (pull factor) harus dipahami sebagai fondasi kebijakan.
Pada sisi pendorong, Bima menyinggung soal minimnya kapasitas fiskal daerah meski otonomi sudah berjalan hampir tiga dekade.
Di titik itulah, katanya, sektor pariwisata bisa mengambil peran.
BACA JUGA: Acara Halal Bihalal PUTRI, Upaya Saling Menguatkan Pelaku Usaha Wisata
Fiskal Daerah Rendah
“Kita punya target tinggi, tapi kapasitas fiskal daerah rendah. Ruangnya ada di industri pariwisata,” ucapnya.
Bima menilai kekayaan diferensiasi wisata di Indonesia adalah modal besar. Setiap daerah, katanya, memiliki karakter unik yang tak dimiliki negara lain.
Kelemahannya, justru pada dukungan ekosistem. Teknologi belum menjadi keunggulan, infrastruktur belum merata, dan keramahtamahan di lapangan masih naik-turun.
Karena itu, ia meminta kepala daerah lebih peka membuka ruang kolaborasi lintas pelaku agar ekosistem pariwisata bisa bekerja lebih efektif.
Pada sisi penarik, Bima menyebut meningkatnya kebutuhan masyarakat—terutama generasi Z—akan “healing” sebagai peluang besar.
Tren wisata berbasis pengalaman, kata dia, terus menanjak. Namun sejumlah destinasi masih harus ditempuh “dengan perjuangan”.
Misalnya, karena akses jalan buruk, penerbangan jarang, hingga layanan yang kedodoran.
“Destinasinya bagus, tapi effort-nya besar untuk sampai ke titik itu,” ujarnya.
Ia berharap forum PUTRI dapat memperkuat keterhubungan antarpelaku industri.
Menurutnya, ekosistem pariwisata hanya bisa tumbuh jika diperkuat kontribusi banyak pihak—dari pakar pemasaran, ahli algoritma media sosial, akademisi, hingga komunitas lokal.
“Tugas kita men-support teman-teman agar ekosistem itu dibangun dengan baik,” kata Bima menutup paparannya terakait pentingnya sinergi ekosistem industri pariwisata. ***





