Jakarta–Nonsan Perkuat Diplomasi Stroberi, Memastikan Pelaksanaan Festival

Diplomasi
Wali Kota Nonsan, Baek Sung-Hyeon memberikan buah Strawberry kepada Gubernur Jawa Barat, Kamis 4 Desember 2025 di Balai Kota Jakarta. (Foto: Dok.Pemda DKI)

TURISIAN.com – Balai Kota Jakarta, Kamis siang 4 Desember 2025, menjadi panggung diplomasi yang manis. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menerima kedatangan Wali Kota Nonsan, Korea Selatan, Baek Sung Hyun.

Utusan Korsel ini  membawa satu agenda utama yakni memastikan Nonsan Strawberry Festival kembali digelar di Jakarta pada Februari 2026.

Pramono menyebut festival itu bukan sekadar ajang promosi buah merah manis asal Nonsan, melainkan pintu masuk bagi kerja sama ekonomi dan pertukaran budaya kedua kota.

“Tak hanya memperkenalkan produk unggulan, tetapi juga memperluas peluang kolaborasi ekonomi,” ujar Pramono.

Gelaran tahun depan akan menjadi penyelenggaraan ketiga di Jakarta. Pramono optimistis pasar ibu kota mampu menyerap lebih dari 20 ton stroberi yang dibawa Nonsan.

Hal ini mengingat tingginya permintaan dan besarnya pasar Jakarta. Ia berharap efek ekonominya lebih terasa dibanding dua edisi sebelumnya.

Baek Sung Hyun menyambut antusias. Menurutnya, kunjungan ke Jakarta kali ini menjadi langkah awal mempersiapkan festival yang lebih meriah dan berdampak.

“Kami akan membawa stroberi terbaik kami dan menghadirkan festival yang lebih baik tahun depan,” kata Baek.

Nonsan selama ini dikenal sebagai salah satu produsen stroberi unggulan dunia—berkat kombinasi cuaca, teknologi, dan kualitas tanah yang dianggap ideal.

BACA JUGA: Pemda DKI Jakarta Gabungkan Taman Kota jadi Satu, Apa Saja?

Peluang kolaborasi strategis

Di hadapan Pramono, Baek tak lupa menyampaikan undangan resmi kepada warga Indonesia untuk hadir pada Nonsan International Expo 2026, yang digelar Februari–Maret selama 24 hari.

Tak berhenti pada festival, kedua pemimpin daerah membuka ruang kerja sama yang lebih luas.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Nonsan membahas peluang kolaborasi strategis, mulai dari:

  • investasi dan pengembangan rantai dingin untuk distribusi produk segar,
  • kerja sama agro-innovation, smart farming, dan teknologi pertanian perkotaan,
  • riset bersama pelaku usaha untuk diversifikasi produk pangan berbasis stroberi—mulai dari dessert hingga minuman premium,
  • kolaborasi BUMD DKI untuk model distribusi serta pemasaran produk Korea,
  • hingga program pendidikan dan kesehatan bersama BPSDM DKI Jakarta.

Pertemuan ditutup dengan nada optimistis: diplomasi stroberi bukan hanya soal buah, tetapi tentang cara dua kota merawat hubungan—dari ladang Nonsan hingga pasar Jakarta. ***

Pos terkait