Ratusan Turis Auckland Mendarat di YIA, Mereka Bagian dari World Air Cruise 2025

Turis Auckland
Para turis  Auckland, Selandia Baru disambut tarian klasik Yogyakarta saat menyentuh landasan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Jumat sore, 14 November 2025. (Foto:Ist)

TURISIAN.com – Langit Kulon Progo mulai meredup ketika Airbus A330-300 pengangkut turis  Auckland, Selandia Baru, menyentuh landasan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Jumat sore, 14 November 2025, pukul 17.07 WIB.

Dari perut pesawat itu, 126 wisatawan mancanegara menuruni tangga menuju sambutan tarian klasik Yogyakarta. Ritual keramahan yang telah menjadi etalase budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Kami bersyukur kedatangan turis asing sebanyak 126 orang langsung dari Auckland ke YIA. Mereka merasa happy dan nyaman landing di YIA,” ujar General Manager YIA, Ruly Artha, lewat keterangan tertulis Minggu 16 November 2025.

Penerbangan ini merupakan bagian dari World Air Cruise 2025, program perjalanan udara keliling dunia yang membawa wisatawan ke berbagai destinasi internasional, termasuk Indonesia.

Ruly menyebut rute Auckland–YIA sebagai catatan pertama bagi bandara yang baru beroperasi penuh sejak 2020 itu.

“Ini penerbangan jarak jauh terpanjang yang pernah mendarat di YIA tanpa transit,” katanya.

Yang lebih penting lagi, pesawat yang digunakan adalah tipe wide body, Airbus A330—jenis terbesar yang pernah singgah di bandara tersebut.

BACA JUGA: Wisman Asal Selandia Baru Bakal Serbu Bali, Targetnya 150.000 Turis

44 Kedatangan

Setiap hari, YIA mencatat rata-rata 88 pergerakan pesawat, terdiri dari 44 kedatangan dan 44 keberangkatan. Angka ini, menurut Ruly, menjadi indikasi positif pergerakan trafik penerbangan di selatan Jawa.

Sementara itu kedatangan rombongan World Air Cruise bukan sekadar peristiwa seremonial. Pemerintah daerah melihatnya sebagai momentum.

Utamanya, dalam memperkenalkan kekayaan budaya dan lanskap pariwisata Kulon Progo serta DIY kepada pasar global.

Selama berada di Yogyakarta hingga 16 November, para turis dijadwalkan mengikuti agenda budaya, wisata kuliner, dan kunjungan ke destinasi lokal.

Untuk menyiapkan penyambutan, YIA menggandeng berbagai pemangku kepentingan. Diantarnya, Dinas Pariwisata DIY, Badan Otorita Borobudur, Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, CIQ (Bea Cukai–Imigrasi–Karantina), PHRI, ASITA, hingga kementerian terkait.

“Ini menjadi PR kita bersama sebagai ekosistem,” ujar Ruly.

Ke depan, kalender atraksi wisata akan disinkronkan agar para turis memiliki banyak pilihan kegiatan selama berada di DIY.

Ruly juga mengisyaratkan penerbangan serupa akan kembali pada 2026.

Ia meyakini penerbangan charter internasional seperti ini bakal memberi dampak langsung bagi sektor perhotelan, transportasi, hingga industri kreatif.

Pada saat yang sama, YIA terus memoles diri sebagai pintu gerbang baru pariwisata internasional di selatan Pulau Jawa.

“Kami terus memperkuat layanan dan konektivitas internasional untuk menyambut lebih banyak wisatawan mancanegara,” kata Ruly. ***

 

Pos terkait