Gubernur Pramono Sebut Industri Fesyen Jadi Motor Ekonomi Jakarta, Begini Pertumbuhannya

Industri Fesyen
Ilustrasi wanita muda menyiapkan corak batik untuk industri fesyen. (Dok. Unsplash.com)

TURISIAN.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menilai industri fesyen memainkan peran penting dalam menggerakkan roda perekonomian ibu kota.

“Pada 2024, nilai tambah industri fesyen nasional tumbuh 7,30 persen, sementara pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta mencapai 4,84 persen,” kata Pramono di Jakarta, Minggu 2 November 2025.

Hal itu disampaikan Pramoni usai menyaksikan peragaan busana bertajuk City of Jakarta Presents: ASEAN Fashion Parade di Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan.

Menurut Pramono, geliat kegiatan di sektor fesyen mampu menjadi pendorong signifikan bagi ekonomi daerah.

Penyelenggaraan Jakarta Fashion Week (JFW) 2026, kata dia, menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang luas. Mulai dari pelaku industri kreatif, pariwisata, hingga perdagangan dan lapangan kerja.

“Kegiatan seperti ini bukan sekadar perayaan kreativitas para desainer. Tetapi juga penggerak ekonomi berkelanjutan yang memberi dampak positif lintas sektor,” ujar Pramono.

BACA JUGA: Pesona Wastra Jabar, Ajang Mempromosikan Kain Tradisional Melalui Tren Fesyen Kekinian

Ia menambahkan, karya-karya yang menampilkan kekayaan budaya dalam ajang itu menjadi momentum penting mempererat persahabatan budaya di kawasan ASEAN.

Sementara itu Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya yang turut hadir memberikan dukungan penuh.

Menurutnya, JFW memiliki nilai kekayaan intelektual yang kuat serta berperan memperkuat kolaborasi kreatif antarnegara di Asia Tenggara.

“Inisiatif seperti ASEAN Fashion Parade menjadi momentum penting memperluas jejaring kreatif lintas budaya,” kata Riefky.

Ditambhkan Riefky bahwa event ini juga sekaligus menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan dan digital fashion sebagai masa depan industri mode.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Kementerian Ekonomi Kreatif berkomitmen memperkuat ekosistem fesyen. Salah satunya lewat fasilitasi pelatihan, pembiayaan, dan ekspansi pasar global bagi para desainer Indonesia.

“Fesyen bukan sekadar gaya hidup. Tetapi kekuatan ekonomi sekaligus identitas kreatif yang berakar pada budaya bangsa,” tutupnya. ***

 

Pos terkait