Koster Desak Hotel di Bali Ikut Kumpulkan Pungutan Wisatawan

Pungutan Wisatawan
Para turis asing saat menikmati suasana matahari tenggelam (sunset) di Pantai Canggu, Bali. (Foto: Dok.Unsplash.com/Cassie Gallegos)

TURISIAN.com – Gubernur Bali Wayan Koster menyoroti rendahnya partisipasi pelaku usaha perhotelan dalam pengumpulan Pungutan Wisatawan Asing (PWA).

Dari ribuan hotel di Pulau Dewata, baru 40 yang tercatat sebagai mitra pengumpul retribusi.

“Hotel itu tempat wisatawan menginap, di sanalah terjadi interaksi. Kalau tidak mau ikut kerja sama, artinya tidak mau ikut membangun Bali,” ujar Koster di hadapan pelaku pariwisata di Denpasar, Kamis, 30 Oktober 2025.

Sementara itu pemerintah Provinsi Bali memberikan insentif tiga persen bagi pelaku usaha yang membantu memungut PWA.

Meski nilainya tak besar, Koster menilai langkah itu cukup untuk mendorong keterlibatan industri.

“Semestinya ini bisa memantik semangat para pengusaha untuk bergabung,” katanya.

Sedangkan sejak kebijakan PWA diterapkan, tercatat Rp318 miliar telah terkumpul dari 5,9 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Bali.

Padahal, dengan tarif Rp150 ribu per orang, potensi penerimaan seharusnya jauh lebih besar.

BACA JUGA: Setelah 5 Tahun Terhenti Borobudur Sunrise Kembali Menyapa Pengunjung

“Kalau sistemnya berjalan baik, mestinya bisa mencapai Rp900 miliar,” ucap Koster.

Dana Pungutan Wisatawan Asing, menurut dia, akan digunakan untuk membiayai pembangunan berbasis budaya dan pelestarian lingkungan di desa adat.

Setiap desa adat rencananya mendapat alokasi Rp300 juta per tahun.

Koster mengakui, pada tahap awal implementasi kebijakan ini ada kelemahan dalam peraturan daerah dan peraturan gubernur.

Namun, regulasi itu kini telah diperbaiki dengan dukungan Kementerian Dalam Negeri.

“Tinggal kemauan pelaku usaha yang harus diperkuat,” ujarnya.

Jika partisipasi tidak meningkat, Pemerintah Provinsi Bali memperkirakan pendapatan PWA hingga akhir tahun hanya mencapai Rp380 miliar, jauh dari target Rp500 miliar.

“Padahal dana transfer pusat ke daerah terus menurun. Tanpa dukungan pelaku usaha, sulit bagi Bali untuk terus bergerak,” kata Koster menutup pernyataannya. ***

 

Pos terkait