TURISIAN.com – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia menjembatani pelaku industri kreatif Banyuwangi dengan jejaring mitra internasional.
Melalui lokakarya yang menghadirkan perwakilan dari berbagai negara, langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ekosistem kreatif di ujung timur Pulau Jawa itu.
Lokakarya tersebut merupakan bagian dari program Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) yang diikuti 18 diplomat muda.
Program ini menjadi ajang pembelajaran lapangan bagi para calon diplomat untuk mengenal potensi daerah sekaligus membuka peluang kerja sama luar negeri di tingkat lokal.
“Biasanya kami memilih lokasi di tingkat provinsi. Kali ini kami datang ke Banyuwangi karena daerah ini punya banyak hal yang bisa dikoneksikan dengan mitra internasional,” ujar Direktur Sesdilu Kemenlu Tubagus Edwin Suchranudin, dalam keterangan persnya Kamis, 30 Oktober 2025.
BACA JUGA: Jalur Laut Baru Banyuwangi-Denpasar, Ada Kapal Cepat Melintas Mulai Juni 2025
Bupati Ipuk
Pernyataan itu disampaikan Edwin saat bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sehari sebelumnya.
Sementara kunjungan yang berlangsung sejak 28 hingga 31 Oktober itu turut melibatkan sejumlah duta besar senior.
Diantaranya, Semuel Samson (mantan Dubes RI untuk Serbia), Syahrir Rahardjo (mantan Dubes RI untuk Suriname dan Bahrain).
Termasuk, serta Diar Nurbiantoro (mantan Dubes RI untuk Rumania). Mereka mendampingi para diplomat muda sebagai mentor dan fasilitator kerja sama lintas negara.
Edwin menjelaskan, Banyuwangi dipilih karena dinilai sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Khususnya dalam penguatan ekonomi kreatif, ketahanan pangan, energi terbarukan, dan hilirisasi industri.
“Bahkan kami menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mencari daerah dengan kriteria Asta Cita,” katanya.
“Dan hasilnya menunjukkan Banyuwangi berada di peringkat teratas. Setelah kami datang, ternyata benar — potensi daerah ini luar biasa,” sambung Edwin.
Melalui kegiatan ini, Kemenlu mempertemukan 30 alumni Jagoan Banyuwangi yang terdiri dari pelaku usaha muda di bidang digital, pertanian, dan bisnis.
Mereka dipertemuan dengan sejumlah mitra internasional seperti Epicenter Stockholm (Swedia), Opus Solution (Hong Kong), ASEAN SME Academy (Filipina), BNI Ventures, dan Pijar Foundation.
“Dengan jejaring global yang kami miliki, kami ingin membantu Banyuwangi naik kelas. Kami pertemukan mereka dengan mitra global agar tercipta kolaborasi konkret dan berkelanjutan,” ujar Edwin.
Sementara itu Bupati Ipuk Fiestiandani menyambut baik langkah tersebut. Ia menilai, kehadiran Kemenlu membuka ruang baru bagi pelaku industri kreatif di daerahnya untuk belajar sekaligus memperluas pasar.
“Ini kesempatan bagi kami untuk belajar praktik baik dari mitra internasional Kemenlu. Jejaring global ini akan membantu meningkatkan kapasitas pelaku industri kreatif Banyuwangi. M ulai dari literasi digital, pengelolaan keuangan, promosi, hingga pemanfaatan teknologi,” pungkas Ipuk.





