TURISIAN.com — Tokoh UMKM sekaligus pengusaha nasional, Henry Husada, mengapresiasi langkah Pemkot Bandung dalam memperkuat daya saing pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui pelatihan bertajuk “Transformasi Bisnis: Strategi Marketplace dan Google Bisnis.”
Kegiatan yang diikuti lebih dari 100 pelaku UMKM Kota Bandung itu digelar sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas wirausaha menghadapi tantangan digitalisasi ekonomi.
“Ini langkah yang sangat baik dalam melahirkan pelaku-pelaku UMKM yang bisa berdaya saing tinggi di tingkat global,” kata Henry saat dihubungi, Rabu, 29 Oktober 2025.
Menurut Henry, langkah Pemkot Bandung membangun kerja sama dengan berbagai marketplace menjadi strategi penting untuk memperluas jangkauan pemasaran produk lokal Jawa Barat.
“Upaya meningkatkan literasi digital dan memperkuat kolaborasi dengan platform daring merupakan keniscayaan dalam transformasi ekonomi hari ini,” ujarnya.
Dengan penguatan ini, kata Henry, para pelaku UMKM diharapkan dapat memperluas pasar. Baik secara offline maupun online, sekaligus meningkatkan daya saing di tengah ketatnya persaingan digital.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi menyampaikan apresiasinya terhadap program pendampingan tersebut.
BACA JUGA: Pasar Tradisional Merugi, Pemkot Bandung Segera Lakukan Audit
Berani berwirausaha
Ia menilai pelatihan semacam ini sangat penting sebagai langkah nyata mendorong masyarakat agar berani berwirausaha di tengah keterbatasan lapangan kerja formal.
“Potensi Indonesia besar, tapi pengangguran juga besar. Dunia kerja tidak bisa menampung semuanya, jadi masyarakat perlu mengembangkan wirausaha,” katanya.
“Pelatihan ini kesempatan berharga, tidak semua orang bisa dapat. Dulu saya pun pernah ikut pelatihan serupa, dan itu menjadi titik awal saya memulai bisnis sendiri,” ujar Asep.

Asep kemudian berbagi kisah inspiratif tentang perjalanannya membangun bisnis di bidang fashion yang kini berkembang pesat.
Ia menekankan pentingnya visi besar, kerja keras, dan konsistensi menghadapi tantangan.
“Bisnis itu dinamis, selalu ada tantangan. Tapi selama kita punya cita-cita besar dan terus memperbaiki kualitas produk serta integritas diri, setiap kesulitan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan,” katanya.
Dari sisi pemerintah daerah, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Kecil Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Moch.
Danny Fulton, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program UMKM Naik Kelas yang dilakukan secara berkelanjutan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.
Program tersebut menghadirkan 27 koordinator dan 150 pendamping yang tersebar di 27 kabupaten/kota.
Selama enam bulan, pelaku UMKM akan mendapatkan pendampingan intensif agar dapat meningkatkan omzet, jumlah tenaga kerja, hingga legalitas usaha.
“Pendampingan ini tak hanya memberikan materi, tetapi juga konsultasi bisnis. Pelaku usaha akan didorong memiliki legalitas agar lebih mudah mengakses permodalan dari perbankan,” katanya.
Dari sisi Pemkot Bandung, Kabid UMKM Dinas KUMKM Kota Bandung Tris Avianti Ratnajati menyebut pihaknya terus mendorong pelaku usaha agar naik kelas melalui program pendampingan di 30 kecamatan.
Proses Legalitas
“Setiap kecamatan memiliki minimal 30 pendamping yang membantu pelaku usaha dari proses legalitas hingga peningkatan omzet.
Dari data kami, sekitar 55 persen UMKM di Bandung bergerak di sektor kuliner, disusul fashion dan craft. Setiap tahun kami mendampingi sedikitnya 900 UMKM baru,” ujarnya.
Dalam empat tahun terakhir, hampir 4.000 pelaku usaha di Bandung telah mendapat pendampingan.
Pemkot juga tengah menyiapkan UMKM Center, yang akan menjadi pusat display produk unggulan sekaligus wadah inkubasi bisnis lokal.
Koordinator Pendamping UMKM Naik Kelas Kota Bandung, Teti Cahyati, menambahkan bahwa antusiasme peserta kali ini sangat tinggi.
“Slot pelatihan hanya untuk 100 peserta, tapi jumlah pendaftar melampaui target. Pelatihan ini difasilitasi Bank Mandiri dan Mandiri University. Di mana peserta juga berkesempatan memamerkan produk unggulan mereka yang sudah berlegalitas dan siap bersaing di pasar,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas bisnis UMKM Bandung, membuka akses pasar dan permodalan yang lebih luas. Serta menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu episentrum pertumbuhan ekonomi kreatif di Jawa Barat. ***





