TURISIAN.com — Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, kebudayaan bukan sekadar ornamen pembangunan melainkan fondasi yang meneguhkan arah bangsa.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam Malam Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa malam, 21 Oktober 2025.
Ajang tahunan ini menjadi bentuk apresiasi bagi individu, lembaga, maupun pemerintah daerah yang memberi kontribusi besar bagi pengembangan sektor kebudayaan.
“Penghargaan ini bukan hanya soal apresiasi, tapi juga inspirasi. Kita ingin mendorong lembaga, pemerintah, dan perorangan agar terus berinovasi dalam memajukan kebudayaan,” ujar Fadli.
Tahun ini, AKI memberikan penghargaan dalam lima kategori. Masing-masing museum, lembaga asing dan perorangan, taman budaya, anjungan daerah TMII, serta pemerintah daerah terbaik.
Gelaran ini juga menandai satu tahun berdirinya Kementerian Kebudayaan yang dipimpin Fadli.
BACA JUGA: Museum Nasional Indonesia Gelar Kenduri Budaya Pangan Lokal, Rayakan Keberagaman
Ia mengungkapkan, pada November mendatang kementeriannya akan kembali menggelar acara serupa dengan kategori berbeda.
“Bulan November akan ada satu kategori tambahan, dan Desember nanti ada enam kategori lain,” katanya.
Fadli menekankan, kekayaan budaya Indonesia yang begitu beragam adalah modal besar yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan megadiversity. Sebuah keragaman hayati dan budaya yang luar biasa.
“Kita ini jantung peradaban. Kebudayaan bukan embel-embel, tapi pondasi,” tegasnya.
Menurut Fadli, kebudayaan tak hanya memperkuat identitas dan persatuan bangsa, tetapi juga bisa menjadi mesin penggerak ekonomi.
Ia menyebut arah ekonomi global kini mulai bergerak ke cultural economy dan cultural industry — ekonomi yang berakar pada nilai dan kreativitas budaya.
“Ekonomi budaya inilah yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sebelumnya, Fadli juga menyebut bahwa sektor musik digital diproyeksikan menyumbang pendapatan hingga 231,64 juta dolar AS pada 2025. Ini menandakan potensi besar industri berbasis kebudayaan di tanah air. ***





